Panitia Ujian PERADI Yakin Minat Peserta Tak Berkurang
Utama

Panitia Ujian PERADI Yakin Minat Peserta Tak Berkurang

Diperkirakan peserta mencapai 5000 lebih.

TRI YUANITA INDRIANI
Bacaan 2 Menit
Suasana pendaftaran ujian advokat PERADI kepengurusan Fauzie Yusuf Hasibuan di Wisma Serbaguna Senayan, Jakarta, Senin (14/9). Foto: RES
Suasana pendaftaran ujian advokat PERADI kepengurusan Fauzie Yusuf Hasibuan di Wisma Serbaguna Senayan, Jakarta, Senin (14/9). Foto: RES
Ujian Profesi Advokat gelombang II tahun 2015 segera digelar. Hari ini (14/9), Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia (DPN PERADI) kepengurusan Fauzie Yusuf Hasibuan memulai proses pendaftaran peserta yang dipusatkan di Wisma Serbaguna Senayan, Jakarta.

Dalam konferensi pers, Ketua Panitia Ujian Profesi Advokat (PUPA) Hermansyah Dulaimi mengatakan ujian kali ini akan dilaksanakan pada 24 Oktober 2015, serentak di 28 kota di Indonesia. Pada gelombang kali ini, terdapat tiga kota penyelenggara baru yakni yaitu Serang, Gorontalo, dan Mataram.

"Kami melihat potensi peserta ini berdasarkan produk PKPA (Pendidikan Khusus Profesi Advokat, red), Serang dan dua kota lainnya ini cukup banyak," jelas Hermansyah.

Meski tak mematok target jumlah peserta, Hermansyah yakin bahwa sarjana hukum yang berminat untuk mengikuti ujian profesi advokat akan mencapai lebih dari 5000 orang. “Dalam gelombang lalu itu ada 5139 peserta yang mendaftar, kali ini 5000 sampailah,” ujarnya optimis.

Kondisi pecah tiga yang kini menggerogoti tubuh PERADI tak membuat keyakinan Hermansyah goyah. Menurutnya, orang-orang yang ikut dengan dua kubu lainnya yakni kubu Juniver Girsang dan Luhut Pangaribuan adalah mereka yang ikut karena ikatan emosional atau sekadar ikut-ikutan saja.

“Jadi saya melihatnya tidak perlu ada kekhawatiran ya. Karena apa? Karena dari produk PKPA (Pendidikan Khusus Profesi Advokat, red) tahun 2015, setelah gelombang pertama saja sudah menghasilkan sekitar 1500 orang. Selesai mengikuti PKPA pasti mereka akan mengikuti ujian,” tuturnya.

“Ditambah potensi yang tidak lulus sebelumnya. Jadi kayaknya kalau ditarget 5000 peserta, itu Insya Allah tercapai,” lanjutnya.

Hermansyah mengaku optimis karena dirinya meyakini bahwa DPN PERADI Fauzie Yusuf Hasibuan adalah kubu PERADI yang diakui negara. Hal ini dibuktikan dengan pelantikan calon advokat yang dilaksanakan baru-baru ini di Bengkulu dan Mataram oleh Pengadilan Tinggi setempat.

Disebutkan Hermansyah, 10 September 2015 kemarin, sebanyak 72 calon advokat disumpah oleh Ketua Pengadilan Tinggi Bengkulu. Keesokan harinya, Plt Ketua Pengadilan Tinggi Mataram megambil sumpah 16 calon advokat yang sudah memenuhi persyaratan untuk diangkat.

“Itu sudah real (nyata),ya. Berarti pengakuan institusi pemerintah dalam hal ini Mahkamah Agung yang diwakili oleh Pengadilan Tinggi sesuai dengan undang-undang, itu masih tetap mengakui PERADI di bawah kepemimpinan Fauzie Hasibuan sebagai PERADI yang sah,” ungkap Hermansyah yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum DPN PERADI kepengurusan Fauzie Yusuf Hasibuan.

Salah seorang sarjana hukum yang sedang menanti pelaksanaan ujian advokat, Fauzian Rahman Aulia, berencana mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh DPN PERADI Fauzie Yusuf Hasibuan. Meski ada rasa cemas atas kemungkinan munculnya masalah dengan adanya tiga kubu PERADI, namun Fauzian menilai PERADI kepengurusan Fauzie Yusuf Hasibuan yang paling mendekati AD/ART PERADI.

“Kalau melihat persoalan yang ada, gue lebih condong ke yang memang mendekati dengan AD/ART PERADI ya, yaitu kubu Fauzie itu. Makanya gue berani tetap ikut ujian advokat di kubu Fauzie ini,” ungkapnya kepada hukumonline, Senin (14/9).

Legal staf pada salah satu Bank Syariah di Jakarta ini menambahkan, alasannya tak ikut ke kubu Juniver atau Luhut karena dilihatnya kedua kubu tersebut masih belum kokoh. “Kubu Juniver sama Bang Luhut belum paripurna lah secara struktur. Ibarat kereta, yang lari kepala lokomotifnya, gerbangnya nggak ikut,” ucap Fauzian.

Ke depan, Fauzian berharap PERADI bisa rekonsiliasi. Menurutnya,para senior ini harusnya dapat bersimpati dengan para juniornya. “Kasihan yang baru-baru kalau lagi konflik gini jadi susah,”sebutnya.
Tags: