Sengketa konsumen yang telah terjadi sebetulnya bisa diantisipasi dengan berbagai mitigasi risiko. Hal ini diungkapkan oleh Vovo Iswanto selaku partner lainnya dari AHP.
Vovo Iswanto selaku Partner pada Assegaf Hamzah & Partners (AHP). Foto: WIL
“Ada strategi mitigasi risiko pelanggaran hukum perlindungan konsumen, salah satunya memastikan produk yang dijual memenuhi standar dan ketentuan yang berlaku. Misalnya terkait label, buku, petunjuk, jaminan suku cadang atau garansi yang harus disertai dengan informasi yang jujur,” jelas Vovo.
Selain memastikan informasi yang benar pada produk yang dijual, Vovo juga mengatakan pelaku usaha perlu memastikan isi dan penayangan iklan mengandung informasi yang benar, jelas, dan jujur serta sesuai kebutuhan yang berlaku dan tidak merendahkan produk lain.
Hal lain yang tidak kalah penting setelah kejujuran dalam mencantumkan informasi produk adalah menyusun dan mereview secara periodik prosedur standar dan sarana untuk memastikan informasi yang jelas, benar, dan jujur dapat diakses dan telah diterima oleh konsumen sejak awal.
“Termasuk juga terkait hak dan kewajiban konsumen, penyelesaian sengketa, pengembalian, penukaran, dan lain sebagainya,” kata Vovo.
Terkait pengajuan sengketa tersebut, masyarakat tidak hanya bisa mengajukan secara individu melainkan juga dapat diajukan oleh kelompok tertentu dari pihak korban yang merupakan lembaga yang peduli terhadap perlindungan konsumen.