Pilih Karier In House Counsel atau di Law Firm? Cek Dulu 5 Bedanya
Utama

Pilih Karier In House Counsel atau di Law Firm? Cek Dulu 5 Bedanya

Sama-sama menunjang kemajuan dunia bisnis lewat urusan hukum. Beda dalam pelaksanaannya.

Norman Edwin Elnizar
Bacaan 2 Menit

3.Mitra Kerja

Secara sederhana, mitra kerja para lawyer di law firm adalah tim internal mereka  dan klien. Para partner dan associate yang bertanggung jawab saling bekerja sama memenuhi permintaan klien.  “Kita bekerja dalam satu transaksi bersama dengan tim. Maka kemampuan bekerja sama harus dimiliki sejak awal,” kata Renaldi, partner AHP.

Law firm besar dengan banyak personel biasanya membagi tugas dalam practice group. Masing-masing terdiri dari partner dan associate spesialis bidang tertentu. Mereka yang akan berkomunikasi dengan klien sebagai representasi law firm.

Sering terjadi klien perusahaan akan diwakili in house counsel mereka. Hal ini akan lebih mudah karena sama-sama memahami urusan hukum. Namun bisa terjadi klien perusahaan tak memiliki in house counsel. Personel law firm dituntut bisa berkomunikasi secara mudah dan efektif kepada perwakilan klien yang tidak berlatar belakang hukum.

Bagaimana dengan in house counsel? Mitra kerja utama mereka justru personel perusahaan yang tidak memahami hukum. Pertama, biasanya hanya ada sedikit bahkan satu orang in house counsel dalam perusahaan. Hanya beberapa industri tertentu seperti perbankan yang membentuk tim in house counsel. Kedua, mereka harus menangani segala kebutuhan perusahaan terkait urusan hukum.

“Anda berkomunikasi dengan banyak orang yang tidak berlatar belakang hukum dan tidak memahami risiko dari apa yang akan dijalankan,” kata Ingkan Simanjuntak, Associate General Counsel Facebook Indonesia.

Ingkan mengingatkan besarnya kebutuhan berkomunikasi efektif dengan berbagai divisi di perusahaan. Kesalahan berkomunikasi in house counsel mungkin menimbulkan masalah besar. Divisi lain mungkin justru melihat in house counsel penghambat kerja mereka. Padahal in house counsel menjadi tumpuan untuk mengamankan segala urusan hukum hulu hingga hilir.

Penting untuk memahami budaya perusahaan agar bisa mengatur strategi kerja sama dan komunikasi. “Harus tahu company culture. Misalnya mungkin harus buat janji lewat sekretarisnya dulu untuk bicara dengan rekan divisi lain,” Ingkan menambahkan.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait