Resah Soal YouTube, Top Lawyer Indonesia Ini Jajal Jadi YouTuber
Jeda

Resah Soal YouTube, Top Lawyer Indonesia Ini Jajal Jadi YouTuber

Bukan mencari sensasi atau kepentingan bisnis. Berharap para senior juga ikut berpartisipasi.

Oleh:
Normand Edwin Elnizar
Bacaan 2 Menit

“Sebelum work from home saya merekamnya di kantor sebelum mulai jam kerja. Sekarang saya lakukan di rumah dan hasilnya jauh lebih banyak selama masa pandemi Covid-19,” Haris menjelaskan sambil tergelak.

Jumlah video yang berhasil ia rekam selama tiga bulan masa pandemi ternyata menyamai jumlah video dihasilkan sepanjang tahun 2019. Haris mengaku ada lebih banyak kesempatan untuk membuat konten ‘Senior Berbagi’. Semua video pun ia edit dan unggah sendiri.

“Anak saya mengajarkan sedikit harus pakai aplikasi apa untuk edit, lalu semuanya saya kerjakan sendiri,” ujarnya. Ia tidak punya target khusus soal menghasilkan berapa banyak video. Semua berjalan santai.

Rupanya masa pandemi membuat Haris punya stok video yang cukup sampai dua bulan ke depan. “Dengan jadwal video baru tiap Senin dan Kamis, sekarang sudah cukup sampai Agustus nih,” kata lawyer yang mengawali karier sebagai in house counsel di sebuah perusahaan minyak internasional ini.

Haris berharap bisa menyajikan sudut pandang lain atas berbagai persepsi keliru soal profesinya. Terutama soal gaya hidup mewah dan minimnya semangat kontribusi sosial. “Banyak sesat pikir soal profesi lawyer. Padahal profesi ini punya semangat pengabdian tinggi, bukan soal mengejar kaya raya,” katanya.

Sebelum membangun AHRP, sebagian besar karier Haris dihabiskan dengan bergabung di firma hukum besar Indonesia, yakni Lubis Ganie Surowidjojo (LGS). Ia bergabung pada tahun 1997 dan baru memulai kantor miliknya sendiri di tahun 2018. Haris tercatat pula sebagai lulusan kampus-kampus hukum terbaik di dunia mulai dari Universitas Indonesia hingga Cornell University di Amerika Serikat.

 

Tags:

Berita Terkait