Teknologinya sejatinya digunakan untuk membantu manusia lebih mudah menjalankan kegiatan setiap hari. Tapi perkembangan teknologi mutakhir belakangan ini mampu mengerjakan pekerjaan yang dilakukan manusia misalnya melalui teknologi Artificial Intelligence (AI).
Partner Dwinanto Strategic Legal Consultant (DSLC) Camelia Ahmad, mengatakan pemanfaatan teknologi berdampak terhadap sektor ketenagakerjaan. Sebab penggunaan teknologi menuntut pekerja untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan tersebut. Salah satu cara yang bisa dilakukan agar bisa beradaptasi adalah meningkatkan keterampilan.
Camelia memberikan contoh pembayaran tol yang sebelumnya menggunakan tenaga kerja tapi sekarang beralih menggunakan teknologi. Pekerjaan yang dibutuhkan bukan lagi menerima pembayaran di setiap pintu tol, tapi pekerja mengerjakan pekerjaan lainnya dalam sistem pembayaran tersebut.
“Teknologi memudahkan pekerjaan menjadi lebih efisien dan produktif. Maka kita perlu beradaptasi dengan teknologi (dengan cara meningkatkan keterampilan,-red),” katanya dalam webinar bertema Mitigasi Risiko Pengaruh Artificial Intelligence (AI) pada Sektor Ketenagakerjaan, Kamis (14/7/2023).
Baca juga:
- Beragam Tantangan Penggunaan AI yang Perlu Diantisipasi
- Perlu Standardisasi untuk Meregulasi AI di Indonesia
Teknologi yang menjadi tren belakangan ini salah satunya AI yang bisa mengerjakan pekerjaan dari berbagai profesi. Sekalipun teknologi bisa mengerjakan pekerjaan yang dilakukan manusia, Camelia menekankan bukan berarti pekerjaan lama menjadi hilang, tapi berkembang menjadi pekerjaan baru.
Sebagian pekerjaan ada yang bisa digantikan AI seluruhnya, ada juga profesi yang pekerjaannya bisa memanfaatkan AI salah satunya advokat. Misalnya dalam membuat legal opinion bisa menggunakan bantuan AI, tapi tetap kemampuan dan pemahaman advokat terhadap hukum adalah utama karena terkait langsung dengan kondisi riil.