Kesulitan memperoleh bantuan hukum yang murah dan cepat ternyata tidak hanya di Indonesia. Hampir semua negara-negara Asia, menghadapi masalah yang sama. Bahkan, termasuk Hong Kong dan Singapura yang relatif termasuk negara maju.
Berdasar laporan Asiaweek.com, masalah seputar bantuan hukum yang dihadapi di negara-negara Asia itu pun sedikit banyak mempunyai kesamaan. Umumnya, proses beracara berbelit, tarif pengacara mahal, dan tidak adanya kesadaran konsumen untuk menuntut hak-haknya secara hukum.
Di Hong Kong, tarif pengacara termasuk yang paling mahal di dunia atau kedua setelah London, ibu kota Inggris. Berangkat dari kenyataan itu, sebuah situs hukum yang menyediakan layanan informasi mengenai hukum telah dibentuk di Hong Kong. LegalStudio.com, nama situs itu, sebenarnya dimaksudkan untuk menyediakan informasi mengenai hukum. Namun tak pelak, ternyata diminati oleh mereka yang membutuhkan bantuan hukum.
Pasar yang dibidik, konsumen individual maupun bisnis kecil, biasanya enggan atau tidak mampu membayar pengacara. LegalStudio tidak hanya menyediakan masalah hukum Hong Kong yang tersedia, tetapi juga hukum Singapura. Di LegalStudio, pengakses dapat bertanya dan mendapatkan jawaban singkat mengenai berbagai persoalan hukumnya.
Praktis dan murah
Yang menarik, tersedia berbagai "perangkat bantuan hukum" (do-it-yourself kit-red) bila pelanggan ingin menyelesaikan sendiri persoalan hukumnya. Misalnya, seseorang ingin membentuk suatu perusahaan.
Segala hal yang perlu diketahui mengenai syarat-syarat hukum yang harus dipenuhi dan cara-cara untuk memenuhi persyaratan tersebut, lengkap disediakan. Bahkan, pembeli akan menerima berbagai contoh model kontrak, AD/ART, akte, dan sebagainya yang diperlukan.
Pembeli? Memang, perangkat bantuan hukum itu dijual dengan harga antara AS$ 6,40 dan AS$83. Namun, harga seperangkat alat bantuan hukum ini lebih murah dibanding dengan tarif pengacara yang bisa mencapai antara AS$ 190 dan AS$450 per jamnya.