Pengacara Buta Pembasmi Kejahatan
Jeda

Pengacara Buta Pembasmi Kejahatan

Betapa sulitnya menegakkan keadilan. Apalagi, bagi seorang pengacara yang cacat fisiknya. Di siang hari, pengacara buta itu membela kliennya dengan tulus. Namun pada malam hari, ia menjelma menjadi jagoan pembasmi kebatilan yang tak kenal ampun.

****
Bacaan 2 Menit
Pengacara Buta Pembasmi Kejahatan
Hukumonline

Di dunia ini, yang kuat kerap menindas yang lemah. Hukum tidak berpihak kepada wong cilik ketika berhadapan dengan penguasa atau mereka yang sok kuasa. Asalkan ada uang, keadilan bisa dibeli. Tidak terkecuali, pengacara yang melacurkan diri untuk membela kelompok yang meremehkan hukum. Kejahatan berpesta pora di atas dunia, di belahan bumi manapun. Tidak hanya di negeri Paman Sam, tapi juga di bumi pertiwi.

Bukankah, kondisi penegakan hukum yang amburadul ini kerap kita dengar dan saksikan lewat media. Apa yang harus dilakukan untuk 'memerangi" teror bandit-bandit yang merajalela, pengacara yang berselingkuh, dan penegak hukum yang menggadaikan keadilan?

Penegak hukum tak selamanya bisa diandalkan untuk menegakkan keadilan. Tampaknya, memang perlu seorang jagoan. Bisakah seorang jagoan mengubah ini semua?  "Bisa, sebab aku mampu. Aku tak takut," ungkap Matt Murdock, dengan penuh percaya diri.

Matt--tokoh utama dalam film Daredevil-- bukanlah orang biasa, karena ia orang luar bisa yang tak kenal takut. Padahal, pemuda ganteng ini adalah seorang buta. Apa bisa seorang yang tak bisa melihat dunia bisa memerangi kejahatan? Sebagai jagoan, itu mungkin saja. Matt yang buta pada siang hari, ternyata menjelma menjadi begitu perkasa pada malam hari.

Rupanya, Matt terikat dengan janji kepada ayahnya, Jack, seorang petinju jagoan. Ayahnya mewanti-wanti agar Matt tidak menjadi berandalan dan untuk belajar baik-baik. "Kau akan jadi seorang dokter atau lawyer. Jangan takut, kau dapat lakukan apa-apa," pesan Jack.

Mujur tak dapat diraih, Matt tersenggol truk tangki yang membawa zat kimia hingga menyebabkan bocah berusia 12 tahun itu buta. Kesedihan belum juga hilang, Jack yang sudah di akhir puncak kariernya dibunuh oleh "Si Botak", orang suruhan Fowler. Rupanya, Jack tak sudi mengikuti perintah Fowler untuk mengalah pada lawannya.

Matt tak bisa melihat ayahnya yang dibunuh. Ia hanya menemukan sekuntum bunga mawar merah, tanda dari si pembunuh. Sejak itu, Matt bertekad mencari pembunuh ayahnya. Ia pun melatih fisik dan indranya yang lain dengan keras dan sungguh-sungguh. Sehingga melebihi orang normal, Matt memiliki pendengaran macam radar, rasa yang amat tajam. Bahkan, bisa mendengar detak jantung yang lemah sekalipun.

Halaman Selanjutnya:
Tags: