Ini Profil 10 Advokat Pembela Jokowi-JK di MK (Part II)
Sengketa Pilpres 2014

Ini Profil 10 Advokat Pembela Jokowi-JK di MK (Part II)

Dari artis hingga mantan tim pembela kasus Cicak vs Buaya.

Oleh:
ASH
Bacaan 2 Menit
Tim Kuasa Hukum Jokowi-JK di persidangan PHPU Pilpres, Senin (11/8). Foto: RES
Tim Kuasa Hukum Jokowi-JK di persidangan PHPU Pilpres, Senin (11/8). Foto: RES
Sidang perkara perselisihan hasil pemilihan umum presiden dan wakil presiden (PHPU) memang tidak ubahnya pertarungan advokat. Masing-masing kubu, baik itu Pemohon, Termohon, maupun Pihak Terkait mempersiapkan tim advokat terbaik yang mereka miliki. Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Jokowi-JK pun demikian.

Berdasarkan surat kuasa yang dilihat hukumonline ketika tim kuasa hukum Jokowi-JK mendaftar sebagai Pihak Terkait di MK, kurang lebih ada 166 advokat tercantum namanya. Dari jumlah sebanyak itu, hukumonline mengidentifikasi setidaknya 10 advokat yang namanya cukup akrab di telinga publik.

Berikut ini profil 10 advokat tersebut, berdasarkan hasil penelusuran hukumonline dari berbagai sumber:

6.    Taufik Basari
Awalnya, Taufik Basari dikenal sebagai pengacara publik di Lembaga Bantuan Hukum Jakarta pada 2000-2001. Alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini sangat akrab dengan kasus-kasus publik dan HAM hingga akhirnya dipercaya menjadi Direktur Bantuan Hukum dan Advokasi YLBHI pada tahun 2006.

Berbagai kasus publik pernah ditanganinya, diantaranya memenangkan gugatan PTUN skorsing mahasiswa UI, memenangkan gugatan PTUN Sri Bintang Pamungkas melawan Mendiknas, menangani kasus buruh Hotel Shangrila, tergabung dalam tim advokat yang menolak kriminalisasi pimpinan KPK Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah.

Alumnus Northwestern University Chicago, Amerika Serikat (2005) ini juga dikenal sebagai advokat konstitusi. Pasalnya, pria yang akrab disapa Tobas ini memang sering bersidang di MK, mulai dari perkara pengujian undang-undang, sengketa pemilukada, dan sengketa pemilu legislatif.

Sejak tahun lalu, pria pendiri LBH Masyarakat ini menjadi kader Partai NasDem yang merupakan partai koalisi pendukung pasangan Jokowi-JK. Tobas tercatat sebagai Ketua Tim Bantuan Hukum DPP Nasdem. Namun, pencalonan Tobas menjadi calon Anggota DPR dari Partai NasDem mewakili Dapil Jakarta I gagal.  

7.    Gusti Randa
Gusti Randa dikenal sebagai advokat sekaligus artis dan penyanyi. Dia pernah membintangi Sinetron Siti Nurbaya. Meskipun artis, nama Gusti juga cukup dikenal dalam dunia advokat terutama dalam menangani kasus-kasus hak kekayaan intelektual.  

Pria kelahiran Jakarta 15 Agustus 1965 ini pernah juga berperkara di MK. Tahun 2009 ketika menjadi kuasa hukum Partai Hanura dalam sengketa pemilu legialtif, Gusti bahkan pernah mengalami kejadian tidak mengenakkan yakni diusir dari ruang sidang karena seringkali interupsi ketika majelis MK membacakan putusan.

Selain sebagai advokat, suami artis Nia Paramitha aktif dalam panggung dunia politik. Kini, dia tercatat sebagai kader Partai Hanura yang merupakan partai pendukung Jokowi-JK. Namun, dia gagal untuk menjadi calon Anggota DPR periode 2014-2019 untuk Dapil Kalimantan II. Sebelumnya, Gusti Randa pun sempat menjadi caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa pada Pemilu 2004, tetapi gagal juga.

8.    Sugeng Teguh Santoso
Advokat ini dikenal sering menangani kasus-kasus yang menarik perhatian publik, khususnya dalam perkara-perkara korupsi di Pengadilan Tipikor. Misalnya, saat ini dia menjadi penasihat hukum Bupati Bogor Rachmat Yasin dalam proses penyidikan di KPK terkait kasus.

Sugeng juga pernah menjadi penasihat hukum dalam kasus Komisaris PT Kernell Oil, Simon Gunawan Tanjaya yang didakwa menyuap mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini melalui seorang pelatih golf bernama, Deviardi. Sebelumnya, Sekretaris Dewan Kehormatan Pusat PERADI ini pernah menjadi kuasa hukum Ary Muladi, terpidana kasus percobaan suap terhadap pimpinan KPK dan menghalang-halangi penyidikan KPK.

Sugeng juga tercatat sebagai Direktur Eksekutif LBH Keadilan Bogor Raya yang didirikan tahun 2012 untuk membela rakyat miskin dan kaum marjinal.

9.    Alexander Lay
Nama Alexander Lay mulai “berkibar” sejak munculnya kasus “Cicak versus Buaya” pada tahun 2009. Kala itu, Alex menjadi salah satu advokat yang membela dua pimpinan KPK Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah. Sejak saat itu wajahnya, kerap muncul di layar kaca dalam kasus-kasus besar yang melibatkan KPK.

Sejak lulus dari Fakultas Hukum Unika Atmajaya pada 2003, Alex banyak menimba ilmu di firma hukum Bambang Widjojanto, Sonhadji & Assosiates dan Lubis, Santosa, Maulana (sekarang Lubis Santosa Maramis). Sejak 2009 hingga kini, Alex bersama rekannya mendirikan firma hukum bernama Lasut, Lay, dan Pane.   

Selain aktif sebagai advokat, pria kelahiran Ende Flores 21 September 1973 ini tercatat sebagai Dewan Pengawas Tranparency International Indonesia, instruktur di Indonesian Institute for Conflict Transformation, dan sering terlibat dalam berbagai pertemuan/diskusi terkait reformasi hukum dan pembenahan sistem peradilan dengan institusi penegak hukum.      

10.Tommy Sihotang
Nama Tommy Sihotang cukup tenar di dunia advokat. Tommy tercatat pernah menangani kasus-kasus besar seperti kasus suap simulator SIM yang melibatkan Irjen Pol Djoko Susilo, kasus Hambalang dengan terdakwa El Idrus dan Angelina Sondakh, Andhika Gumilang (suami Malinda Dee) terkait kasus dana nasabah Citibank.     

Pria kelahiran Pematang Siantar 3 Desember 1957 ini sebelumnya sering aktif dalam kepengurusan organisasi advokat. Misalnya, pernah menjadi pengurus IKADIN dan Wakil Presiden Kongres Advokat Indonesia.

Selain menjadi advokat, Tommy juga terjun ke panggung politik. Pada Pemilu 2004, dia pernah calon legislatif dari Partai Banteng Kemerdekaan mewakili Dapil Jabar V, tetapi gagal. Dia sempat mendirikan Partai Kristen Demokrat sebagai ketua umumnya, tetapi gagal menjadi peserta Pemilu 2009. Terakhir, dalam Pemilu 2014 dia tercatat sebagai calon legislatif dari Partai Hanura untuk Dapil Jabar VI (Bekasi), tetapi lagi-lagi gagal memperoleh kursi.
Tags:

Berita Terkait