Presiden: Adnan Buyung Nasution Tokoh Panutan
Berita

Presiden: Adnan Buyung Nasution Tokoh Panutan

Selama hidup, Adnan Buyung Nasution mengabdikan dirinya untuk memperjuangkan keadilan, terutama melalui gerakan nonpemerintah.

Oleh:
ANT
Bacaan 2 Menit
Adnan Buyung Nasution. Foto: RES
Adnan Buyung Nasution. Foto: RES
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengucapkan belasungkawa terhadap meninggalnya Pengacara senior Adnan Buyung Nasution di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Jakarta pada pukul 10.17 WIB, Rabu.

"Innalillahi wainna ilahi rajiun. Innalillahi wainna ilahi rajiun. Innalillahi wainna ilahi rajiun. Saya sampaikan dukacita yang mendalam atas meninggalnya Bang Adnan Buyung Nasution," kata Presiden Joko Widodo, di sela meninjau Penanganan Kebakaranblahan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (23/9).

Presiden mengatakan Buyung Nasution merupakan tokoh panutan. Presiden mendoakan Buyung Nasution diterima di sisi Allah SWT dan diampuni segala dosa serta diberi keikhlasan dan kesabaran bagi keluarga yang ditinggalkan.

"Bang Buyung adalah pejuang HAM yang jujur serta punya integritas tinggi, profesional dalam mengemban tugasnya," ujar Jokowi.

Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jimly Asshiddiqie,  mengatakan dunia hukum Indonesia kehilangan sosok besar dengan meninggalnya pengacara senior Adnan Buyung Nasution.

"Saya menganggap Adnan Buyung Nasution adalah tokoh besar, dan kita pantas merasakan kehilangan," kata Jimly.

Bagi Jimly, Adnan Buyung merupakan sosok yang kritis, jujur dan selalu konsisten dengan perkataannya sendiri. "Apa yang dipikirkan tentang kebenaran dan keadilan itu yang dia kerjakan, bukan hanya di retorika tapi benar-benar dia lakukan," kata dia.

Selama hidup, Adnan Buyung mengabdikan dirinya untuk memperjuangkan keadilan, terutama melalui gerakan nonpemerintah. Jimly mengatakan Lembaga Bantuan Hukum (LBH), lembaga yang didirikan Adnan Buyung, tanpa disadarai telah mampu menjadi sebuah school of activists (sekolah para aktivis).

"Jadi sekolah aktivis zaman dahulu itu ada tiga, yaitu LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial), LBH untuk bidang hukum, dan Bina Desa," ungkap dia.

Adnan Buyung menjadi salah satu aktivis yang menonjol dan dikenal sangat vokal oleh publik. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa tokoh yang bergerak di bidang hukum dan keadilan akan bersinggungan dengan kehidupan politik.

"Saya menjadi saksi orang ini (Adnan Buyung) adalah sosok besar yang jasanya banyak untuk bangsa dan negara, karena itu ketokohan beliau sangat diakui tidak hanya di dalam negeri, tapi juga di luar negeri," ucap Jimly.

Dia juga mengatakan bahwa orang-orang muda Indonesia sebaiknya meniru idealismenya yang ditunjukkan melalui perjuangan Adnan Buyung, yang sebenarnya tidak lepas dari kontroversi juga.

"Rata-rata aktivis didikan beliau akhirnya bermusuhan dengan beliau karena dia orangnya frontal dan semua mau dikritik. Namun itu bagian dari dinamika pergaulan perjuangan keadilan, sehingga semua tokoh, baik lawan atau kawan, mengakui kebesaran seorang Adnan Buyung," ucap Jimly.

Selain itu, Jimly juga bercerita bahwa dirinya bersama pakar hukum tata negara Ismail Suny pernah memperjuangkan Adnan Buyung agar diberi gelar guru besar kehormatan di Universitas Indonesia, namun tidak berhasil.

Adnan Buyung justru mendapatkan gelar kehormatan sebagai guru besar dari Melbourne University, Australia, bersama Todung Mulya Lubis.
Tags:

Berita Terkait