Fathia Izzati, Youtuber Peraih Top 8 International Commercial Arbitration
Berita

Fathia Izzati, Youtuber Peraih Top 8 International Commercial Arbitration

Fathia berfikir mungkin suatu saat nanti akan kembali lagi ke dunia lawyering, tapi untuk saat ini ia sedang ingin menyeriusi karirnya sebagai seorang youtuber.

Oleh:
Hamalatul Qurani
Bacaan 2 Menit
Fathia Izzati. Foto: RES
Fathia Izzati. Foto: RES

Siapa sangka? Fathia Izzati, seorang Youtuber yang dikenal menguasai berbagai aksen bahasa Inggris dari banyak negara ini termasuk mahasiswa berprestasi saat masih menjadi mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Indonesia. Pasalnya, Fathia bersama 5 rekan satu timnya berhasil menyabet posisi Top 8 pada ajang Willem C.vis International Commercial Arbitration Moot, di Vienna, 2015 lalu.

 

Tidak sampai di situ, tim yang terdiri dari 5 srikandi tersebut juga berhasil memboyong gelar honorable mention for best team orals (Frederic Eisenmann Award) dan honorable mention (Domke Martin Award) yang diraih oleh rekan satu timnya, Zarina Martha.

 

Pada episode pertama Hukumonline Love of Law (sebuah program baru di Youtube channel dan facebook hukumonline.com), Fathia Izzati berbagi pengalaman berharganya tersebut kepada hukumonline. Bagi Fathia, kepercayaan diri, kerjasama tim yang kompak dan saling membantu dalam riset merupakan kunci dari keberhasilan timnya dalam meraih posisi tersebut.

 

Tak hanya itu, Fathia menilai posisi itu diraihnya karena kerja keras dalam berlatih dengan tim hingga lima sampai enam bulan berproses, bahkan tak jarang mereka berlatih hingga larut malam pukul 2 sampai 3 pagi. “latihan selama enam bulan, dapet problemnya, latihan bikin legal memo, latihan readingnya,”jabar Fathia.

 

Sebelum sampai ke Vienna, kata Fathia, sempat juga sparing dengan universitas lain seperti universitas di Budapest, Paris, Hungaria, sparing di international chamber of commerce (ICC), Humberg. Dan semua perjalanan itu dilakukan menggunakan dana dari sponsor, ungkap Fathia.

 

Saat ditanya awal mula bisa berkecimpung di dunia moot court saat kuliah, Fathia mengaku memang sangat menyukai moot court sejak awal. Mulanya, Fathia bahkan pernah mencoba ikut Internatiational Humanitarian Law (IHL) setelah akhirnya mengurungkan diri untuk mengikuti Philip C. Jessup International Law Moot Court Competition.

 

Jessup itu kalo di UI udah kayak susah banget masuk ke situ, yaudah aku IHL aja. Waktu itu juga mau ikut vis cukup susah juga, karena mereka ada internal selection-nya lagi, tapi tiba-tiba aku keterima,” kenang Fathia.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait