PPATK Klaim Laporan Transaksi Mencurigakan Mengalami Penurunan
Berita

PPATK Klaim Laporan Transaksi Mencurigakan Mengalami Penurunan

Dalam periode Januari hingga April 2019, PPATK menerima 172 laporan.

Oleh:
Fitri Novia Heriani
Bacaan 2 Menit
Acara Media Gathering bersama awak media di Depok, Kamis (12/9). Foto: FNH
Acara Media Gathering bersama awak media di Depok, Kamis (12/9). Foto: FNH

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengklaim jika laporan transaksi keuangan mencurigakan yang masuk mengalami penurunan di banding tahun lalu. Hal itu mengacu pada jumlah laporan yang masuk ke PPATK hingga April 2019.

 

Ketua PPATK Kiagus Badaruddin mengatakan bahwa sepanjang Januari hingga April 2019, PPATK baru menerima 172 laporan. Angka itu menunjukkan penurunan pada periode yang sama di tahun 2018 yang berada di angka 338 laporan. Secara keseluruhan, PPATK menerima 840 laporan hingga akhir tahun 2018.

 

"Tahun lalu tinggi, sampai April ada 338 laporan yang masuk. Mudah-mudahan turun dan berkorelasi dengan aktivitas money laundering, terorisme dan suap," kata Kiagus di Depok, Kamis (12/9).

 

Guna menekan aktivitas tindak pidana pencucian uang (TPPU), pendanaan terorisme, dan suap, Kiagus menegaskan bahwa Indonesia harus memperhatikan kegiatan lintas negara. Hal ini mengingat kejahatan-kejahatan tersebut terus berkembang seiring perkembangan teknologi. Akibatnya, batas negara menjadi tidak jelas, pergerakan capital movement, pergerakan orang, barang dan jasa melampaui batas-batas antar negara.

 

Maka uang sebagai hasil tindak pidana harus diwaspadai, terutama uang yang masuk antar negara yang dibawa oleh orang-orang yang melintas antar negara.

 

(Baca: PPATK Imbau Advokat Tidak Khawatir Laporkan TPPU)

 

Salah satu cara untuk memutus kejahatan money laundering, pendanaan terorisme yang berskala internasional adalah dengan cara memutus insentif dari kejahatan yang didapat melalui transaksi internasional.

 

"Insentif di sini maksudnya adalah menikmati hasil kejahatan. Jika hasil kejahatan tersebut tidak bisa dinikmati, maka angka kriminalitas bisa turun," tambahnya.

Tags:

Berita Terkait