Boris Tampubolon, S.H.

Lembaga Bantuan Hukum Mawar Saron

<td style="background-color:#cc99ff; width:6.65in">
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">?</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Kami asumsikan bahwa pekerja yang mengundurkan diri tersebut merupakan pekerja berdasarkan <strong>Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (?PKWT?) </strong>atau yang biasa disebut pekerja kontrak dan yang bersangkutan telah mengakhiri hubungan kerja sebelum<em> </em>berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam PKWT.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">?</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Perusahaan tidak dapat menuntut ganti rugi karena proyeknya merugi, melainkan perusahaan hanya bisa menuntut ganti rugi sebesar upah pekerja atau karyawan kontrak sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">?</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">?</div>
</td>

Langkah Perusahaan Jika Merugi karena Karyawan Mengundurkan Diri

<td style="background-color:#ccc0d9; width:6.65in">
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">?</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Selama masa skorsing hingga menuju Pemutusan Hubungan Kerja (?PHK?) yang ditetapkan berupa putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang berkekuatan hukum tetap, perusahaan tetap wajib membayar upah dan hak-hak lainnya yang biasa diterima pekerja atau buruh.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">?</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Apakah pengusaha dapat dipidana karena tidak membayar upah selama proses skorsing yang mana sekarang proses Pemutusan Hubungan Kerja (?PHK?) nya juga masih berproses di pengadilan (belum berkekuatan hukum tetap), hal tersebut belum bisa dilakukan karena harus menunggu putusan pengadilan sampai berkekuatan hukum tetap lebih dulu.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">?</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Sebab, soal PHK dan menuntut upah yang tidak dibayarkan tentu menjadi kompetensi pengadilan hubungan industrial. Anda dapat meminta sisa upah (masa skorsing) yang tidak dibayarkan tersebut kepada pihak pengusaha melalui gugatan pengadilan yang Anda ajukan. Selanjutnya tinggal menunggu putusan pengadilan (sampai berkekuatan hukum tetap) apakah mengabulkan gugatan Anda atau tidak.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">?</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Proses di Pengadilan Hubungan Industrial (?PHI?) harus diselesaikan lebih dulu sampai putusan berkekuatan hukum tetap. Adapun setelah proses PHI selesai namun pengusaha tetap saja tidak mau membayarkan hak-hak atau apa yang seharusnya menjadi? milik Anda, dan pengusaha juga tidak mau melaksanakan perintah atau putusan hakim, maka Anda bisa menempuh jalur pidana dengan melaporkan pengusaha ke Kepolisian.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">?</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">?</div>
</td>

Langkah Hukum Jika Pengusaha Tidak Membayar Upah Pekerja Selama Skorsing

<td style="background-color:#ccc0d9; width:6.65in">
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">?</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Secara prinsip tidak ada perbedaan hak asasi laki-laki dan perempuan, sebab tujuan diundangkannya <u><a href="http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4d5b5fc6abcb2/nprt/572/uu-no-39-tahun-1999-hak-asasi-manusia" style="color:blue; text-decoration:underline">Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia</a></u><strong> </strong>agar setiap orang tanpa terkecuali berhak atas hak asasinya sebagai manusia. Kalaupun ada perbedaan (secara teknis) perlakuan bagi perempuan dibanding laki-laki, itu semata agar terciptanya kesetaraan, persamaan dan keadilan antara laki-laki dan perempuan. Perlakuan yang berbeda tersebut disebut sebagai <strong><em>affirmative action</em> (diskriminasi positif)</strong> yaitu tindakan yang mengizinkan negara untuk memperlakukan secara lebih kepada kelompok tertentu yang tidak terwakili.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">?</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Tindakan afirmatif ini tujuannya untuk <strong>menciptakan kesetaraan dan keadilan</strong>. Hal tersebut secara hukumpun telah diatur secara tegas<strong> </strong>di dalam<strong> </strong>Pasal 28H ayat (2)<strong> </strong><a href="http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4ca2eb6dd2834/nprt/lt49c8ba3665987/uud-undang-undang-dasar-1945" style="color:blue; text-decoration:underline">Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945</a> yang berbunyi:</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">?</div>
<div style="margin-left:40px; margin-right:0in; text-align:justify"><em>Setiap orang berhak <strong>mendapat kemudahan dan perlakuan khusus</strong> untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.</em></div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">?</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Selain itu dibenarkan untuk dilakukan sebagaimana terdapat dalam <strong>Pasal 4 ayat (1) dan (2) Lampiran UU 7/1984 </strong>yang berbunyi:</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">?</div>
<ol>
<li style="text-align:justify">
<div><em>Pembuatan peraturan-peraturan khusus sementara oleh Negara-Negara Pihak yang bertujuan mempercepat kesetaraan ?de facto? antara laki-laki dan perempuan tidak dianggap diskriminasi sebagaimana didefinisikan dalam Konvensi ini, tetapi dalam cara apapun tidak dapat dianggap sebagai konsekuensi dipertahankannya standar-standar yang tidak sama atau terpisah; tindakan-tindakan ini harus dihentikan apabila tujuan kesetaraan kesempatan dan perlakuan telah tercapai.</em></div>
</li>
<li style="text-align:justify">
<div><strong><em>Pengambilan tindakan-tindakan khusus</em></strong><em> oleh Negara-Negara Pihak, yang ditujukan untuk melindungi kehamilan, <strong>tidak dianggap diskriminatif</strong>.</em></div>
</li>
</ol>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">?</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">?</div>
</td>

<i>Affirmative Action</i> (Diskriminasi Positif) dalam Penegakan HAM

<td style="background-color:#ccc0d9; width:6.65in">
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">?</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"><span style="color:#222222">Pada dasarnya, suatu perjanjian kerja tidak dibatasi pada perjanjian tertulis, dimungkinkan adanya perjanjian lisan. Namun, khusus </span>Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (?<span style="color:#222222">PKWT?), harus <strong>dibuat secara tertulis</strong> serta menggunakan bahasa Indonesia dan huruf latin</span>.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">?</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Sehubungan dengan keadaan yang Anda ceritakan bahwa PKWT sudah diserahkan kepada Anda dalam bentuk tertulis sejak beberapa bulan yang lalu, tetapi Anda belum menandatanganinya, namun Anda sudah bekerja selama 6 (enam) bulan; maka berdasarkan teori pernyataan, Anda telah memberikan sepakat pada PKWT tersebut dan PKWT tersebut berlaku <span style="color:#222222">bagi kedua belah pihak</span>.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">?</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Anda sebagai pihak yang mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhir jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian, wajib membayar ganti rugi kepada perusahaan sebesar upah Anda sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja, yakni upah Anda selama 9 (sembilan) bulan.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">?</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">?</div>
</td>

Tidak Menandatangani PKWT, Haruskah Membayar Ganti Rugi Jika Resign?

Aspek Pidana dan Perdata dalam Kasus Bullying Terhadap Anak

Dapatkah Nama Domain Dijadikan sebagai Objek Jaminan?

Peran Kejaksaan dan BPK dalam Menangani Perkara Tipikor

Satu Alamat Beda Kartu Keluarga, Apakah Terkena Pajak Progresif Kendaraan?

Nama

Cari peraturan, putusan, artikel, klinik, berita, dan lainnya

Hukumonline.com

NKHP Law Firm

DSLC

Firma Hukum Magnaar

BBKH Fakultas Hukum Universitas Pasundan

Martin Suryana and Associates

Berhakkah Orang Tua Menyuruh Cerai Anaknya?

Kartu Keluarga Poligami: Syarat Penerbitan dan Pencatatannya

Mobil Ditarik Perusahaan Pembiayaan, Masih Harus Bayar Cicilan?

Gugatan Wanprestasi Atas Perjanjian yang Telah Berakhir, Bisakah?

Pencemaran Nama Baik oleh Advokat pada Teman Sejawatnya

Si Pokrol

<p style="margin-left:0cm; margin-right:0cm">Pembebasan bersyarat adalah bebasnya narapidana setelah menjalani sekurang-kurangnya dua pertiga masa pidananya dengan ketentuan dua pertiga tersebut paling sedikit 9 bulan. Lantas bagaimana cara menghitung pembebasan bersyarat bagi narapidana?</p>

<p style="margin-left:0cm; margin-right:0cm">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda baca ulasan di bawah ini.</p>

Cara Menghitung Pembebasan Bersyarat bagi Narapidana

<p style="margin-left:0cm; margin-right:0cm">Pada dasarnya perjanjian rekening bersama atau rekber melibatkan tiga pihak, yaitu penjual, pembeli dan penyedia jasa rekber. Transaksi ini merupakan bentuk dari penyelenggaraan transfer dana dengan penyelenggara penerus yang diatur di dalam <a href="https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4d91818974ffe/undangundang-nomor-3-tahun-2011?utm_source=website&amp;utm_medium=internal_link_klinik&amp;utm_campaign=UU_3_2011" style="color:blue; text-decoration:underline">UU Transfer Dana</a>. Apabila ternyata ada penipuan lewat rekber, langkah yang dapat Anda tempuh yaitu cek legalitas rekber terlebih dahulu, mengadukan ke Bank Indonesia, melaporkan ke polisi dan Anda juga bisa memohon pemblokiran rekber ke bank dimana rekber tersebut terdaftar.</p>

<p style="margin-left:0cm; margin-right:0cm">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda baca ulasan di bawah ini.</p>