Elon Musk Gugat Open AI dan CEO Karena Dugaan Pelanggaran Kontrak
Terbaru

Elon Musk Gugat Open AI dan CEO Karena Dugaan Pelanggaran Kontrak

Gugatan yang diajukan ke pengadilan dimaksudkan untuk memaksa OpenAI agar tetap berpegang pada Founding Agreement dan kembali pada misi awal mengembangkan AGI demi kemaslahatan umat manusia, dan bukan untuk menguntungkan pribadi.

Ferinda K Fachri
Bacaan 3 Menit
Ilustrasi
Ilustrasi

Elon Musk menggugat OpenAI dan CEO-nya, Sam Altman, seperti dikabarkan berbagai media internasional. Melalui tim pengacaranya yang dipimpin oleh Morgan Chu, Partner di Irell & Manella, Elon Musk menuding OpenAI dan Sam Altman telah mengabaikan misi yang diusung para pendiri perusahaan untuk mengembangkan kecerdasan buatan demi kepentingan umat manusia secara luas. Gugatan tersebut diajukan ke pengadilan San Francisco, Kamis (29/2/2024) lalu.

Pengacara Elon menyebutkan kliennya menjalin komunikasi dengan Sam dan OpenAI di tahun 2015 silam ketika mereka setuju untuk membentuk laboratorium nirlaba untuk mengembangkan kecerdasan umum buatan yang bertujuan demi kepentingan umat manusia. Terlepas dari niat mereka, tahun 2018, Elon memutuskan untuk undur diri dari dewan direksi perusahaan. Meski menjadi salah satu pendiri OpenAI, dia menyatakan bahwa AI berpotensi lebih berbahaya daripada nuklir hingga membuatnya memutuskan untuk mundur.

“Sampai hari ini, situs web OpenAI, Inc. terus menyatakan bahwa charter-nya adalah untuk memastikan bahwa AGI (Artificial General Intelligence) memberikan manfaat bagi seluruh umat manusia. Namun kenyataannya, OpenAI, Inc. telah bertransformasi menjadi anak perusahaan de facto yang bersumber tertutup dari perusahaan teknologi terbesar di dunia, Microsoft,” demikian bunyi gugatan seperti dikutip dari CNBC, Jum’at (1/3/2024).

Baca Juga:

Pengacara Elon mengatakan bahwa fokus OpenAI dalam memaksimalkan keuntungan bagi Microsoft melanggar perjanjian tersebut. “Di bawah Board barunya, mereka tidak hanya mengembangkan, tetapi juga menyempurnakan AGI untuk memaksimalkan keuntungan bagi Microsoft, bukan untuk kepentingan kemanusiaan,” ujarnya dalam gugatan tersebut.

Gugatan yang diajukan ke pengadilan dimaksudkan untuk memaksa OpenAI agar tetap berpegang pada Founding Agreement dan kembali pada misi awal mengembangkan AGI demi kemaslahatan umat manusia, dan bukan untuk menguntungkan pribadi Tergugat maupun perusahaan teknologi terbesar di dunia dalam hal ini Microsoft.

Gugatan tersebut mengklaim bahwa Sam dan Greg Brockman diduga telah memicu perjanjian pendirian pada tahun 2023 setelah merilis GPT-4, yang merupakan model kuat yang mendukung chatbot OpenAI, ChatGPT. Dimana desain GPT-4 dirahasiakan dan perilaku tersebut menunjukkan penyimpangan radikal dari misi awal OpenAI dalam sudut pandang mereka.

Tags:

Berita Terkait