OJK Minta Induk Bank Syariah Suntikkan Modal ke Anak Usaha
Berita

OJK Minta Induk Bank Syariah Suntikkan Modal ke Anak Usaha

Semakin besar modal, semakin mempercepat ekspansi bisnisnya.

FAT
Bacaan 2 Menit
Foto: RES
Foto: RES
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta induk-induk perusahaan bank syariah menyuntikan modal ke anak perusahaannya. Menurut Kepala Departemen Perbankan Syariah OJK Edy Setiadi, suntikan modal diperlukan untuk mengembangkan industri perbankan syariah itu sendiri.

"Saya kira, ini ke depannya harus berbeda dalam pendekatan oleh induk yang harus melihat bahwa bank syariah pun harus berkembang. Di sisi permodalan juga harus disuntik," katanya dalam sebuah seminar bertema 'Optimisme di Tengah Ketidakpastian Global' di Jakarta, Kamis (6/3).

Atas dasar itu, lanjut Edy, pola pendekatan induk bank syariah kepada anak usahanya harus berubah agar bisnis anak perusahaan perbankan syariah dapat lebih berkembang. Menurutnya, selama ini permodalan menjadi kendala utama dalam upaya pengembangan industri perbankan syariah di Indonesia.

Kendala permodalan ini semakin terasa seiring dengan rencana perbankan syariah yang akan melambatkan pertumbuhan pembiayaannya di tahun ini. "Jangan sampai kalau pertumbuhan pembiayaannya cepat, akan terjadi NPF (non performing financing) yang tinggi. Kalau NPF tinggi otomatis pengaruhnya pada kinerja syariah juga," katanya.

Apalagi, lanjut Edy, bank-bank syariah yang memiliki modal besar selama ini tengah menurunkan target pertumbuhan pembiayaannya. Padahal, jika dilihat dari skala industri bisnisnya, perbankan syariah bermodal besar tersebut masih bisa meningkatkan pertumbuhannya.

"Mereka yang besar-besar itu pertumbuhannya mencapai 20 persen, padahal secara industri bisa sampai 54 persen," katanya.

Ia mengatakan, semakin besar rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan syariah, akan semakin mempercepat ekspansi bisnisnya. Menurutnya, ekspansi bisnis yang cepat ini bisa dilakukan dengan memperbanyak kantor cabang yang terintegrasi dengan induk usahanya.

Edy mengatakan, banyaknya kantor cabang perbankan syariah dapat meningkatkan pertumbuhan bank syariah Indonesia yang mayoritas lebih ke ritel. Hal ini berbeda dengan Malaysia, yang mayoritas pangsa pasar perbankan syariahnya ke korporasi.

"Pola kita dibanding negara-negara lain beda, seperti Malaysia misalnya, mereka lebih ke koorporat sedangkan kita lebih ke ritel. ‪Jadi kalau dilihat account-nya, itu besar hampir 40 persen. Tapi secara nominal itu kecil,‬" katanya.

Di tempat yang sama, Pemilik Hotel Sofyan atau hotel bergenre syariah, Riyanto Sofyan menambahkan, potensi ekonomi syariah di dunia masih cukup besar. Hal itu terlihat dari populasi muslim di dunia yang mencapai 1,6 miliar jiwa dengan tingkat pertumbuhannya dua kali lebih besar dari rata-rata tingkat pertumbuhan populasi di dunia.

"GDP sudah mencapai AS$8 triliun, bisa dikatakan ekonomi power muslim sudah cukup besar," ujar Sofyan.

Salah satu potensi bisnis yang besar berada di sektor muslim travel. Dari catatan yang ada, spending muslim travel mencapai AS$137 miliar. Tingkat pertumbuhan muslim travel di dunia jauh di atas tingkat pertumbuhan wisatawan mancanegara yang lain. Sebagai catatan, wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia mencapai 8,8 juta turis, dengan total AS$1,66 miliar.

"Pariwisata syariah adalah dimensi baru yang lebih luas dari wisata religi yang mempunyai potensi bisnis yang sangat progresif tingkat pertumbuhannya dan prospektif," tutup Sofyan.
Tags:

Berita Terkait