Operasi Telah Selesai, Sebulan Mata Novel Dilarang Kena Air
Berita

Operasi Telah Selesai, Sebulan Mata Novel Dilarang Kena Air

Kedua mata Novel harus ditutup dengan perlengkapan medis agar perawatan bisa dilakukan lebih lanjut.

ANT/FAT
Bacaan 2 Menit
Penyidik KPK Novel Baswedan tiba untuk menjalani perawatan di RS Jakarta Eye Center, Jakarta, Selasa (11/4).
Penyidik KPK Novel Baswedan tiba untuk menjalani perawatan di RS Jakarta Eye Center, Jakarta, Selasa (11/4).
Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah menginformasikan bahwa dokter telah selesai melakukan operasi membran sel mata terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. "Tim dari Singapura sudah menyampaikan informasi bahwa operasi sudah dilakukan Kamis dari pukul 08.00 sampai 11.30 waktu Singapura. Saat ini Novel sudah sadar," kata Febri, sebagaimana dikutip dari Antara, Kamis (18/5).

Namun, kata Febri, dokter mengatakan bahwa dalam waktu satu bulan ke depan kedua mata Novel tidak boleh kena air. Sehingga saat ini kedua mata Novel harus ditutup dengan perlengkapan medis agar perawatan bisa dilakukan lebih lanjut. Oleh karena itu, diharapkan pertumbuhan sel-sel yang lain apakah itu lapisan kornea atau pertumbuhan lainnya yang terkait dengan itu bisa lebih cepat dan pemulihan bisa dilakukan.

"Jadi, operasi sudah dilakukan dengan cukup baik nanti setiap hari dokter akan mencermati perkembangan dari kedua mata tersebut, operasi yang dilakukan adalah operasi membran untuk kedua mata yang diambil salah satu sumbernya dari plasenta bayi," kata Febri.

(Baca Juga: Teror Penegak Hukum, Ancaman Serius Eksistensi Negara Hukum)

Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata masih percaya bahwa Polri dapat mengungkap pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan. “Sejauh ini kami masih mempercayakan kepada pihak kepolisian, karena mereka pasti punya kompetensi yang lebih dari KPK,” katanya.

Terkait adanya desakan pembentukan tim independen, KPK sendiri menyerahkan sepenuhnya kepada Pemerintah. Jika Pemerintah menetapkan pembentukan tim independen, KPK siap membantunya. "Tapi dalam rangka penyelidikan kita terbuka untuk berbagi informasi. Terkait ada desakan dari masyarakat untuk membentuk tim independen, kita akan bantu kalau memang itu keputusan pemerintah, tapi sejauh ini kami masih percayakan kasus ini ke polisi," tambah Alexander.

Informasi yang siap diberikan KPK, lanjut Alexander, termasuk penanganan kasus yang tengah dilakukan Novel. Ia berharap, informasi ini bisa menambah amunisi kepolisian dalam menangkap pelaku penyerangan terhadap Novel. "Nah motifnya apa? Ya itu yang perlu didalamikan. Apakah terkait penanganan kasus? Lalu kita cari kasus apa saja yang ditangani oleh Novel, nah kita bisa kasih informasi. Dari situ mungkin penyidik kepolisian bisa mengembangkan kalau kasus yang ditangani yang berpotensi terlibat," ungkap Alexander.

Alexander masih menilai bahwa polisi hingga saat ini serius dalam mengungkapkan pelaku penyerangan Novel. KPK sendiri menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian dalam mengungkap kasus ini. (Baca Juga: Penyerangan Novel Baswedan Terorganisasi, Ketua KPK: Teror Salah Sasaran)

"Kami masih melihat keseriusan kepolisian menangani ini. Pasti dia (polisi) tidak berani mengambil risiko ketika melihat masyarakat juga sedemikan mendesak terkait kasus Mas Novel segera diselesaikan lalu ternyata tidak. Tapi kita tidak memberikan batas waktu terhadap pihak kepolisian apakah 1 bulan atau 2 bulan. Semua tergantung terhadap kecukupan alat bukti," jelas Alexander.

Sementara itu, pihak Polda Metro Jaya belum membutuhkan membentuk tim independen untuk mengungkap kasus penyiraman cairan kimia terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. "Belum (perlu membentuk tim independen) kita masih bekerja," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono, Senin (16/5).

Argo mengatakan tim gabungan Mabes Polri, Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Utara, masih menyelidiki kasus teror terhadap Novel tersebut. Menurutnya, tahapan penyelidikan kasus Novel terbagi dua bagian yakni pengusutan deduktif dan induktif. Ia mencontohkan kasus penyekapan dan perampokan yang menewaskan enam korban di Pulomas Jakarta Timur dapat segera terungkap karena ada petunjuk dari kamera tersembunyi dan database.

Sementara kasus penyiraman Novel kekurangan bukti di lapangan seperti saksi maupun petunjuk kamera tersembunyi. Meski begitu, Argo berjanji akan menyampaikan secara detail mulai dari penanganan kasus penyiraman Novel hingga metode yang dilakukan penyidik kepolisian.

(Baca Juga: Presiden Kutuk Keras Penyiraman Air Keras Terhadap Novel)

Sebelumnya, Novel disiram air keras yang diduga dilakukan dua orang pria tidak dikenal di jalan Deposito depan Masjid Al Ikhsan RT03/10 Kelapa Gading Jakarta Utara usai menjalani shalat subuh pada Selasa (11/4) pukul 05.10 WIB. Akibat kejadian itu, Novel mengalami luka pada bagian wajah dan bengkak pada bagian kelopak mata kiri, sementara itu pelaku melarikan diri.
Tags:

Berita Terkait