Penganggaran Pemerintah Perlu Terobosan yang Smart
Berita

Penganggaran Pemerintah Perlu Terobosan yang Smart

Misalnya dengan melihat apakah lebih efektif memperbesar belanja pemerintah atau memberikan insentif terhadap dunia usaha.

Fathan Qorib/ANT
Bacaan 2 Menit
Namun, Andry memandang belanja pemerintah pada Semester II 2017 akan lebih tinggi dan mampu mendorong konsumsi rumah tangga. Hal tersebut berpeluang menciptakan pertumbuhan ekonomi 5,1 s.d. 5,2 persen di akhir tahun.
Sebelumnya, pemerintah telah mengumumkan RAPBN tahun 2018 dengan postur pendapatan sebesar Rp1.878,4 triliun dan belanja negara sebesar Rp2.204,4 triliun sehingga defisit anggaran direncanakan sekitar Rp325,9 triliun atau setara dengan 2,19 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Rencana belanja negara sebesar Rp2.204,4 triliun terdiri atas belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.443,3 triliun, serta transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp761,1 triliun. Pemerintah juga menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen dalam RAPBN 2018 melalui dukungan konsumsi masyarakat yang terjaga, peningkatan investasi, serta perbaikan kinerja ekspor dan impor.

(Baca Juga: Presiden Jokowi: Indonesia Wajib Antisipasi Perubahan Cepat Serba Digital)
Ruang Besar
Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Andrinof Chaniago, berpendapat ruang untuk mencapai angka asumsi pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2018 sebesar 5,4 persen cukup besar. "Ruang kita untuk mencapai angka 5,4 persen itu cukup besar," katanya. 
Andrinof, yang juga Komisaris Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk itu mengatakan, pemerintah saat ini perlu mengawal dana-dana yang sudah dipastikan masuk agar dapat efektif menggerakkan pertumbuhan ekonomi.
"Dana yang diperkirakan pasti masuk itu digunakan dengan efektif, dikawal sampai ke bawah sehingga menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Anggaran yang sudah ada dialokasikan dan cepat direalisasi," katanya.
Menurut Andrinof, pemerintah perlu mendorong pertumbuhan komponen-komponen yang memiliki porsi terbesar dari produk domestik bruto Indonesia, seperti konsumsi dan belanja pemerintah. Ia juga memandang bahwa pemerintah telah memahami adanya persoalan mengenai penyerapan anggaran di tingkat bawah.
Tags:

Berita Terkait