Minimnya Pekerja Terampil Jadi Kendala Pembangunan Ekonomi
Aktual

Minimnya Pekerja Terampil Jadi Kendala Pembangunan Ekonomi

ADY
Bacaan 2 Menit
Minimnya Pekerja Terampil Jadi Kendala Pembangunan Ekonomi
Hukumonline
Melalui berbagai kebijakan, pemerintah mendorong peningkatan kualitas tenaga kerja di Indonesia. Menteri Ketenagakerjaan, M Hanif Dhakiri, mengatakan tenaga kerja Indonesia berperan penting dalam membangun ekonomi.

Hanif mencatat tahun 2012 perekonomian Indonesia berada di posisi 16 besar di dunia, itu bisa tercapai karena kontribusi 55 juta pekerja terampil. Tahun 2030 Indonesia diprediksi menempati peringkat tujuh besar ekonomi dunia, itu bisa dicapai jika ditunjang 113 juta pekerja terampil.

Dalam memenuhi kebutuhan pekerja terampil salah satu strategi pemerintah yakni melaksanakan pendidikan dan pelatihan. "Ini berarti faktor kunci pembangunan Indonesia tergantung pada bagaimana dapat mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia di masa depan," kata Hanif dalam keterangan pers yang diterima hukumonline, Senin (30/5).

Pendidikan dan pelatihan kerja menurut Hanif sangat penting karena tingkat produktifitas Indonesia masih kalah dibandingkan negara lain. Sekalipun PDB Indonesia terbesar di ASEAN tapi PDB per kapita berada di posisi lima, itu menunjukkan tingkat produktifitas kerja di Indonesia masih rendah.

Menurut Hanif hal itu berkaitan dengan persoalan yang dihadapi pemerintah saat ini yaitu rendahnya tingkat pendidikan tenaga kerja. Lebih dari 60 persen dari total angkatan kerja di Indonesia tingkat pendidikannya SMP/SLTP ke bawah dan yang berpendidikan tinggi hanya 11persen. Guna meningkatkan daya saing pemerintah perlu mendorong pendidikan dan pelatihan kerja yang masif dengan dibarengi sertifikasi profesi.

"Masalah peningkatan kualitas angkatan kerja ini, bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi perlu peran semua pemangku kepentingan dengan bekerjasama dalam memfasilitasi tenaga kerja agar dapat tetap berdaya saing secara individu maupun secara perusahaan," pungkasnya.
Tags: