4 Langkah Sukses Lakukan Initial Public Offering
Berita

4 Langkah Sukses Lakukan Initial Public Offering

Kuncinya ada pada tahap persiapan. Mulai dari persiapan dokumentasi hukum, atur strategi penawaran, hingga tim khusus.

NNP
Bacaan 2 Menit
Diskusi “Penawaran Umum Sebagai Suatu Alternatif Pembiayaan Melalui Pasar Modal” di Surabaya. Foto: NNP
Diskusi “Penawaran Umum Sebagai Suatu Alternatif Pembiayaan Melalui Pasar Modal” di Surabaya. Foto: NNP

Akses pendanaan melalui pasar modal menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak perusahaan. Tak cuma karena pendanaan yang optimal, kemungkinan meningkatnya valuasi dan likuiditas bagi perusahaan-perusahaan membuat pasar modal semakin banyak dilirik oleh pelaku usaha. Kuncinya hanya satu, perusahaan perlu mempersiapkan dengan matang baik sebelum penawaran umum atau Initial Public Offering (IPO) hingga pada saat pelaksanaan IPO.

Direktur Mandiri Sekuritas Donny Arsal mengatakan, keberhasilan dalam penawaran umum sangat bergantung pada proses persiapan yang dilakukan suatu perusahaan. Semakin dipersiapkan dengan optimal, keberhasilan pelaksanaan penawaran umum semakin terbuka lebar. Namun hal ini wajib dilakukan dengan detail dan hati-hati.

“Persiapan yang matang dari sisi bisnis komersial perusahaan, investment story yang kuat, dan dokumentasi yang tertata dengan baik menjadi kunci keberhasilan dalam melakukan IPO,” ujar Donny dalam diskusi Penawaran Umum Sebagai Suatu Alternatif Pembiayaan Melalui Pasar Modal” yang digelar Assegaf Hamzah And Partners Surabaya Office dan Hukumonline.com di Surabaya, Rabu (1/6).

Dalam pemaparannya, setidaknya ada empat catatan penting yang disampaikan berkaitan dengan kunci keberhasilan suatu perusahaan dalam penawaran umum. Pertama, investment story. Menurut Donny, langkah pertama yang mesti dilakukan adalah menyusun perjalanan perusahaan yang dibuat dengan gambaran yang informatif dan menarik. Sebagai gambaran, aspek yang dipersiapkan pada langkah ini beragam.

Mulai dari membuat gambaran mengenai pertumbuhan yang kuat dan tingkat pengembalian yang baik, track record secara meyakinkan, tim manajemen yang solid dan berpengalaman seusai bidangnya, lalu business model yang menarik minat, posisi keuangan yang baik, dan rencana usaha termasuk penggunaan dana. “Cerita ini dibungkus dengan baik supaya menarik. Karena ngga bisa asal IPO, kalau ngga menarik ngga akan dilirik,” katanya.

Kedua, program pemasaran yang efektif. Pada prinsipnya produk yang dirancang mesti dapat menjangkau semua calon investor utama. Hl ini bisa dilakukan dengan menyusun investor targeting dan pre-marketing secara intensif dan terfokus. Selain itu, wajib diperhatikan juga pada tahap bookbuilding dan riset yang kredibel. Dikatakan Donny, tujuan dilakukan hal ini salah satunya untuk membangun tensi permintaan yang optimal agar tercipta momentum yang tepat saat penawaran nanti.

Ketiga, struktur penawaran. Hal ini terkait dengan cakupan jumlah emisi dan harga penawaran. Cara menentukannya dengan menyusun program penjualan dan distribusi yang efektif. Selain penentuan hal itu, perlu sekaligus juga dibuat struktur sindikasi yang kuat dan terdiri dari berbagai pihak yang bersinergi. “Mesti disusun program sejak sebelum IPO agar pas launching bisa baik,” sebutnya.

Keempat, timing yang pas. Poin inilah yang paling sulit ditentukan. Sebab, kondisi pasar berubah-ubah hanya dalam hitungan waktu. Bisa saja, saat proses persiapan sebelum penawaran umum kondisi pasar sedang baik, tak lama berubah sebaliknya. Apalagi, secara umum proses penawaran umum akan memakan waktu sekitar 3-4 bulan. Belum lagi, untuk proses persiapan penawaran umum (Pre-IPO) membutuhkan waktu sekitar 6-9 bulan yang dapat meliputi proses restrukturisasi bisnis, keuangan, dan hukum.

Jika hal ini terjadi, kata Donny, perlu siasat tepat dari segi waktu ketika akan melakukan penawaran. Siasat yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan penundaan penawaran saat waktu belum efektif atau mengurangi ukuran (size) jika timing belum pas. “Kita ngga tahu kan kondisi enam bulan ke depan seperti apa. Saat persiapan bisa saja lagi jelek tapi pas jual bisa jadi pas bagus.”

Di tempat yang sama, Co. Managing Partner Assegaf Hamzah & Partners Bono Daru Adji mengatakan, satu tahapan penting dalam persiapan menuju penawaran umum adalah menyusun prospektus serta dokumen-dokumen dalam rangka IPO. Secara umum, apa yang terdapat dalam prospektus adalah hasil pekerjaan dalam kegiatan uji tuntas dari segi hukum (legal due diligence/ LDD).

Salah satu tujuan dilakukan LDD adalah untuk mengungkap seluruh kondisi perusahaan untuk melindungi kepentingan pemegang saham publik mengenai apakah adanya suatu pelanggaran, kelalaian, dan informasi lainnya yang dapat menimbulkan risiko bagi pemegang saham publik.

Teknisnya, LDD dilakukan dengan melakukan pemeriksaan atas dokumen yang diikuti dengan diskusi dengan pihak manajemen, serta cross checking dengan lembaga pendukung lainnya. “Yang bagus kita ungkapkan, yang jelek juga kita ungkapkan,” ujar Bono.

Menurut Bono, setidaknya ada empat kategori dokumen penting yang mesti dipersiapkan oleh perusahaan dalam proses LDD. Pertama, dokumen korporasi yang terdiri dari akta pendirian PT, anggaran dasar, persetujuan kementerian terkait. Kedua, dokumen terkait perizinan baik secara umum seperti SIUP dan TDP serta perizinan khusus sesuai dengan industri masing-masing perusahaan.

Ketiga, dokumen yang berkaitan dengan aset seperti kepemilikan aset tetap dan bukti kepemilikan aset bergerak. Keempat, dokumen perjanjian seperti perjanjian dengan supplier, penyewa, dan sebagainya. Selain itu, dokumen perjanjian lainnya termasuk dokumen terkait karyawan seputar besaran penghasilan atau upah terkecil di perusahaan tersebut apakah sudah sesuai dengan UMP yang ditetapkan oleh pemerintah.

Terpenting adalah dokumen tatkala ada sengketa yang pernah dialami yang melibatkan direksi atau perseroan juga harus dilakukan uji tuntas. “Itu mesti duduk, asistensi dengan tim dari perusahaan,” kata Bono.

Buat Tim Khusus IPO
Untuk lebih menunjang proses persiapan menuju penawaran umum, penting dibentuk tim internal perusahaan atau perseroan yang bertugas penuh dalam persiapan saat IPO. Secara struktur, tim khusus ini dipimpin oleh Dewan Direksi Perseroan selaku steering committee yang mempunya garis kerja langsung ke bawah yang diisi oleh Direktur Keuangan Perseroan selaku team leader.

Kedua fungsi tersebut langsung mengawasi tiga divisi bentukan yang bekerja terkait teknis, seperti divisi legal, accounting, dan corporate secretary. Ketiga divisi ini secara umum akan melakukan koordinasi dalam rangka penawaran umum dan registrasi ke BEI, KSEI dan OJK.

Divisi legal akan melakukan koordinasi dengan konsultan hukum pasar modal. Lalu, divisi accounting akan melakukan kerjasama dengan akuntan publik dan corporate secretary akan mempersiapkan seluruh tanggapan yang diperlukan sekaligus memonitoring seluruh proses registrasi kepada BEI, KSEI, dan OJK.

“Kalau bisa karyawan yang masuk tim khusus dibebastugaskan dari penugasan sehari-hari agar fokus persiapkan IPO,” pungkas Donny.
Tags:

Berita Terkait