Amnesty International: Aparat Perlu Selidiki Kematian Filep Karma
Terbaru

Amnesty International: Aparat Perlu Selidiki Kematian Filep Karma

Lembaga penegak hukum dan HAM perlu menyelidiki sebab kematian Filep Karma.

Oleh:
Ady Thea DA
Bacaan 3 Menit
Ilustrasi
Ilustrasi

Kematian tokoh pembela HAM Papua, Filep Karma, mendapat sorotan kalangan organisasi masyarakat sipil. Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, mengatakan lembaganya berkabung atas berpulangnya Filep Karma yang selama ini dikenal gigih menyuarakan keadilan dan kedamaian di Papua.

“Kami menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga,” dalam keterangannya, Selasa (1/11/2022).

Usman menyebut perjuangan Filep menginspirasi banyak orang termasuk kaum muda untuk jujur dan berani menyuarakan kebenaran. Dia juga tak gentar menghadapi ancaman. “Kami sungguh kehilangan,” kata Usman.

Menurut Usman, jenazah Filep ditemukan di pantai Base G, Jayapura, Selasa (1/11/2022). Dia mendesak aparat penegak hukum dan HAM untuk menyelidiki sebab kematian Filep Karma. Penyelidikan itu penting untuk menjawab ada atau tidak indikasi tindak pidana atau pelanggaran HAM di balik kematian almarhum. Karena selama ini banyak aktivis di Papua yang menjadi sasaran kekerasan.

“Terlebih lagi mengingat sepak terjang almarhum sebagai tokoh panutan dalam membela hak asasi orang asli Papua,” urai Usman.

Dari informasi yang diperolehnya, Filep ditemukan tak bernyawa di pantai Base G Jayapura. Jenazah ditemukan dengan pakaian selam yang terkoyak pada beberapa bagian seperti paha dan kaki. Jenazah kemudian dibawa ke RS Bhayangkara, Jayapura.

Salah satu aktivitas rutin Filep adalah menyelam, tapi Usman menekankan perlu dipastikan sebab kematiannya melalui penyelidikan. Filep tercatat pernah menyandang status prisoners of conscience atau tahanan hati nurani dari Amnesty International yang bermarkas di London, Kerajaan Inggris.

Tags:

Berita Terkait