Anak Muda Harus Peduli dan Kritis dalam Pemilu, Ini Alasannya
Terbaru

Anak Muda Harus Peduli dan Kritis dalam Pemilu, Ini Alasannya

Politisi muda belum tentu mewakili pemikiran orang muda, sehingga mengenali rekam jejak dan isu yang diusung oleh mereka adalah kunci penting.

Willa Wahyuni
Bacaan 3 Menit
Public Affairs Lead Bijak Memilih, Try Luthfi Nugroho. Foto: RES
Public Affairs Lead Bijak Memilih, Try Luthfi Nugroho. Foto: RES

Berdasarkan daftar pemilih tetap untuk pemilihan umum (Pemilu) tahun 2024, dari total 204,8 juta pemilih, sekitar 106,3 juta atau 52% berusia 17-40 tahun. Sehingga, pemilu 2024 kali ini merupakan momennya anak muda. Dengan proporsi ini, para pemilih muda bakal sangat menentukan hasil pemilu. Posisi strategis anak muda ini membuat para kontestan politik melakukan berbagai cara untuk memperebutkan suara mereka.

Sebagai badan yang bertugas melakukan pengawasan, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) tidak dapat sendirian dan perlu ada bantuan sert partisipasi dari masyarakat. Untuk itu, Public Affairs Lead Bijak Memilih, Try Luthfi Nugroho, mengatakan anak muda harus kritis mengenai pelaksanaan Pemilu 2024.

“Sebanyak 52% pemilih mayoritasnya adalah orang muda. Artinya anak-anak muda berperan besar dalam membentuk kebijakan di Indonesia dalam pemilu ini, sehingga kita perlu kritis mengenai hal ini. Anak muda berperan besar dalam membentuk kebijakan Indonesia ke depannya dalam pemilu,” ujarnya dalam Hangout With Expertise Hukumonline, Rabu (7/2).

Baca Juga:

Berbicara mengenai partisipasi, menurut Luthfi, banyak yang mengatakan anak muda tidak peduli akan politik. Padahal sebetulnya partisipasi pemilih anak muda meningkat sebanyak 81,9% di banding pemilu 2019.

“Angka partisipasi pemilih anak muda meningkat spesifik sebanyak 81,9% dibanding pemilu 2019. Tapi pertanyaan selanjutkan, apakah yang berpartisipasi ini memiliki kerangka berpikir kritis dalam menentukan dan memilih kandidat,’’ ujarnya.

Meski angka partisipasi anak muda terbilang tinggi, namun nyatanya tidak semua anak muda berpikir kritis sebelum menentukan pilihan. Luthfi mengatakan terdapat beberapa faktor yang membuat partisipasi anak muda meningkat, tapi tidak sebanding dengan bijak menentukan pilihan.

Tags:

Berita Terkait