Bekal Penting Sarjana Hukum untuk Bekerja di Bidang Korporasi
Utama

Bekal Penting Sarjana Hukum untuk Bekerja di Bidang Korporasi

Ketatnya kompetisi kerja yang sudah sangat terbuka terhadap tenaga kerja asing, mengakibatkan para sarjana hukum Indonesia harus lebih siap dan survive dalam menghadapi berbagai tantangan.

CR-25
Bacaan 2 Menit
Advokat senior sekaligus partner pada kantor hukum Lubis Ganie Surowidjojo (LGS), Arief T Surowidjojo. Foto: RES
Advokat senior sekaligus partner pada kantor hukum Lubis Ganie Surowidjojo (LGS), Arief T Surowidjojo. Foto: RES

Ada banyak bidang yang bisa digarap oleh seorang sarjana hukum di bidang korporasi. Selain menjadi lawyer, sarjana hukum bisa juga menjadi legal corporate, corporate secretary, in house, bahkan membuka platform baru yang bergerak di bidang jasa bisnis. Namun, kurangnya pemahaman serta akses dalam perkuliahan untuk memahami jenis-jenis pekerjaan yang bisa digeluti membuat para mahasiswa maupun sarjana hukum gamang dalam menentukan arah dan tujuan berkariernya.

 

Tidak hanya terkait pilihan jenis pekerjaan, bahkan gap yang besar antara teori yang diperoleh dalam perkuliahan dengan real practice  (praktik) di lapangan mengakibatkan minimnya pengetahuan tentang skill dasar yang mereka butuhkan untuk dapat berkompetisi di dunia korporasi. Terlebih dengan ketatnya kompetisi kerja yang sudah sangat terbuka terhadap tenaga kerja asing mengakibatkan para sarjana hukum Indonesia harus lebih siap dan survive dalam menghadapi berbagai tantangan.

 

Advokat senior sekaligus partner pada kantor hukum Lubis Ganie Surowidjojo (LGS), Arief T Surowidjojo, menekankan bahwa begitu kompetitifnya dunia corporate lawyer saat ini menjadi alasan pentingnya para sarjana hukum memperkaya pengalaman. Oleh karenanya, seorang lawyer harus bisa membuka diri terhadap persaingan yang semakin ketat.

 

Selain itu, seorang lawyer harus banyak membaca dan memperkaya diri melalui berbagai referensi maupun pengalaman, bahkan terlibat dalam proyek non-profit yang sebetulnya juga penting untuk memperkaya pengalaman.

 

“Dulu saat saya lulus dari fakultas hukum tidak begitu banyak persaingan, sedangkan sekarang sudah ada sekitar ratusan firma hukum di Jakarta,” ujar Arief membagi cerita saat menjadi pengisi materi di Pelatihan Hukum dan Bimbingan Kerja untuk Fresh Graduate Hukum yang digelar Hukumonline di Jakarta, Selasa (13/2).

 

(Baca Juga: Tips Menyusun CV untuk Melamar di Corporate Law Firm)

 

Arief menjelaskan ada dua tipe corporate lawyer, yaitu sebagai generalis dan spesialis. Seorang generalis, kata Arief, akan sulit menguasai suatu bidang hukum korporasi secara mendalam karena menyanggupi hampir seluruh aspek hukum. Tidak hanya bidang korporasi yang disanggupi, bahkan perkawinan, perceraian dan pidana juga disanggupi oleh generalis. Sementara, ketatnya kompetisi corporate lawyer menghendaki para lawyer mampu betul-betul memahami persoalan hukum dalam spesialisasi tertentu secara mendalam.

 

Arief juga memberikan tips kepada peserta bimbingan kerja Hukumonline 2018 bahwa seorang pelamar harus mampu meyakinkan law firm target bahwa dirinya memiliki pengetahuan yang lebih dalam spesialisasi pengetahuan tertentu, sehingga tidak hanya mengandalkan law firm yang memilihkan spesialisasi bidang untuk dirinya.

 

Di acara yang sama, Managing Partner Assegaf Hamzah & Partner, Bono Daru Adji, mengatakan seseorang yang ingin melamar di corporate law firm idealnya menunjukkan minat spesialisasinya untuk interest di bidang apa. Namun, dengan menunjukkan interest calon pelamar terhadap bidang tersebut bukan berarti pelamar menunjukkan bahwa dirinya enggan untuk menjalani proses edukasi di law firm.

 

(Baca Juga: Legal Due Diligence, Peluru Ampuh untuk Negosiasi Harga)

 

Menurut Bono, hal pertama yang sangat penting bagi seorang calon corporate lawyer yakni menemukan alasan atau niat, apa yang memotivasi dirinya untuk menjadi seorang corporate lawyer. Motivasi itu bisa berupa materi/finansial atau justru karena ingin mampu menegakkan ketentuan hukum sesuai dengan profesi advokat sebagai profesi yang mulia (officium nobile).

 

Namun dalam pandangan pribadi Bono, kurang tepat jika tahun awal berkarier di industri law firm sudah mengejar materi. Justru yang harus diprioritaskan pada tahun pertama adalah memperbanyak bekal ilmu untuk mejadi seorang good corporate lawyer. “Jika kita bisa meluruskan niat kita sejak awal, maka kita akan bisa mencapai hasil yang lebih baik," pungkas Bono (14/2).

 

Bono mengingatkan ada risiko yang harus dipikirkan matang-matang untuk menjadi seorang corporate lawyer, yaitu berkurangnya waktu untuk diri sendiri maupun keluarga. Menurutnya, banyak lawyer yang baru bekerja satu tahun tapi sudah menyerah dan meninggalkan profesi lawyer karena tidak sanggup mengatur waktu.

 

Oleh sebab itu, komitmen mengatur waktu, belajar untuk fokus dan bekerja secara efisien menjadi hal yang sangat penting bagi seorang lawyer untuk tetap survive mengingat ketatnya persaingan untuk memberikan kepuasan service jasa hukum kepada klien.

 

“Ketika kita menjadi seorang corporate lawyer, maka time commitment kita di drive oleh klien,” kata Bono.

 

Tags:

Berita Terkait