BPJS Jadi Tantangan Pengembangan Asuransi Mikro
Berita

BPJS Jadi Tantangan Pengembangan Asuransi Mikro

Dengan diberlakukannya BPJS Kesehatan, masyarakat berpenghasilan rendah bisa berpikir dua kali untuk ikut program asuransi mikro.

FAT
Bacaan 2 Menit

Atas dasar itu pula, OJK dan sejumlah asosiasi asuransi sepakat untuk mengembangkan program asuransi mikro. Program ini intinya diperuntukkan bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah, yakni yang pendapatannya di bawah Rp2,5 juta per bulan. Premi di asuransi mikro tergolong kecil dengan mekanisme klaim atau pencairan yang dipermudah.

Direktur Eksekutif Asosisasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Julian Noor tak menampik jika keberadaan BPJS dapat mempengaruhi produk asuransi, khususnya yang bergerak di sektor kesehatan. Meski begitu, perusahaan-perusahaan asuransi masih memiliki cara lain dengan mengembangkan produk-produk di luar kesehatan.

“Misalnya kecelakaan, kalau petani kita bicara pertaniannya, banyak aspek,” kata Julian.

Atas dasar itu, keberadaan BPJS menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan-perusahaan asuransi dalam berkreatifitas dan berani mengembangkan produk asuransi mikro yang digemari masyarakat. Menurutnya, kreatifitas dan keberanian perusahaan asuransi menjadi penting dalam mengembangkan industri asuransi di Indonesia.

Meskipun begitu, Julian menilai, keberadaan BPJS kesehatan tak hanya menjadi tantangan semata bagi perusahaan asuransi. Menurutnya, keberadaan BPJS bisa menjadi pintu masuk bagi perusahaan asuransi untuk memperkenalkan asuransi mikro ke nasabah-nasabah BPJS.

“Saya melihatnya BPJS di satu sisi akan memperluas basis orang berasuransi lebih banyak dan itu bisa dilihat kalau positifnya masuk ke nasabah BPJS itu lebih mudah tanpa kita mengintroduksi ulang atau dari awal,” tutup Julian.

Tags: