​​​​​​​Deretan Corporate Law Firm Menengah Kenamaan Indonesia 2020
Corporate Law Firms Ranking 2020

​​​​​​​Deretan Corporate Law Firm Menengah Kenamaan Indonesia 2020

​​​​​​​Menjaga kualitas pelayanan dengan ukuran efisien.

Oleh:
Normand Edwin Elnizar
Bacaan 2 Menit

 

Pilihan ini diyakini Dewi cukup realistis di tengah pasar jasa hukum yang makin kompetitif. Apalagi target mereka ingin menjaga kualitas kerja sambil membangun budaya kerja ala DDP tadi. “Jumlah yang makin besar cenderung membuat kami jadi predator, menerima sebanyak mungkin pekerjaan untuk keseimbangan dengan pengeluaran, akhirnya kualitas turun,” ujarnya.

 

Hukumonline.com

(Kolase foto dari kiri) Irawady Azwar (Managing Partner AHRP), Dewi Djalal (Managing Partner Dewi Djalal & Partners), Ratih Nawangsari (Managing Partner Oentoeng Suria & Partners) dan Ike Farida (Managing Partner Farida Law Office)

 

Tak jauh berbeda dengan law firm Azwar Hadisupani Rum & Partners (AHRP). Irawady Azwar, Managing Partner AHRP memilih ukuran efisien menyesuaikan dengan segmen pasar yang jadi sasaran. Strategi ini dipilih sejak AHRP berdiri di tahun 2018. “Yang kami tawarkan solusi hukum dengan kajian mendalam. Bukan commodity work  yang sudah banyak template seperti transaksi atau due dilligence,” kata Azwar.

 

Ia mengaku berhasil memikat segmen pasar premium dengan cara ini. Misalnya beberapa lembaga keuangan negara dan perusahaan besar. Keuntungan yang diperoleh pun diakuinya memuaskan. Efisiensi tim dalam law firm dengan penawaran produk yang tepat ternyata bisa lebih menguntungkan. Lagi-lagi, ukuran menengah justru mempunyai kelebihan tersendiri sebagai strategi.

 

Farida Law Office punya cerita sedikit berbeda. “Kami tidak punya rencana berukuran besar atau menjadi boutique saja. Tapi sejauh ini klien kami hampir semua retainer sejak lama dari perusahaan Jepang,” kata Ike Farida, Managing Partner Farida Law Office.

 

Keahlian Farida dalam bahasa dan budaya Jepang serta pengalaman studi ke Jepang membuatnya menemukan segmen klien perusahaan Jepang. Kenyamanan kliennya membuat Farida berusaha menjaga kepercayaan tersebut.

 

Ternyata klien-klien Farida semakin banyak menyerahkan urusan hukumnya. “Akhirnya dari a sampai z diserahkan ke kami,” ujarnya. Farida pun memilih terus menjaga kualitas dengan rekrutmen fee earners sangat selektif.

 

Tujuannya untuk menjaga kepuasan klien-klien yang sudah lama bertahan. Cara ini juga berhasil membuat klien perusahaan Jepang makin banyak berdatangan. “Hanya perkara korupsi dan narkoba yang tidak kami tangani,” ia menambahkan.

Tags:

Berita Terkait