Di Balik Sosmed, Antara Berkah dan Musibah
Kolom

Di Balik Sosmed, Antara Berkah dan Musibah

Komunikasi tanpa batas, namun dapat berujung pidana dan perdata sepanjang digunakan tanpa bertanggungjawab.

Bacaan 2 Menit

 

Karena ekspresi wajah sebagai bentuk respon atas suatu hal juga telah tergantikan dengan emoticonsyang kadang juga melahirkan multi tafsir akan makna dari emoticons yang terkirim. Sosial media selain digunakan untuk berkomunikasi juga kerap digunakan sebagai sarana berbagi informasi kekinian, file, lokasi tertentu.

 

Di era digitalisasi, orang dapat dengan mudah menyebarkan informasi. Sayangnya, informasi yang disebarkan justru tidak dapat dipertanggungjawabkan sumber. Lagi-lagi bertebarannya berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya alias hoax. Terlebih, kadang berita tersebut dilengkapi dengan video dan foto yang juga sebenarnya bukan berasal dari berita yang diwartakan tersebut.

 

Dunia sosial media terus berubah dan berkembang, sehingga diperlukan sikap untuk menyaring berita yang diterima dan dibagi. Seyogianya setiap individu dapat menyaring sendiri melalui identifikasi website yang menjadi sumber berita ataupun melihat secara seksama turunan informasi yang didapat.

 

Hal lain yang perlu disikapi ketika menghadapi sosial media, mesti lebih selektif dalam memberikan komentar ataupun respon terhadap suatu berita. Bahkan postingan seseorang. Yakni dengan menghindari penggunaan kata atau bahasa  yang mengarah pada sikap yang terkesan membenci atau tidak suka.

 

Selain itu juga, perlu diperhatikan secara baik terhadap berbagai postingan status yang diunggah ke facebook, Instagram dan lainnya. Pasalnya hal tersebut, sangat mudah untuk di-copy ataupun difoto. Sehingga bukan tidak mungkin dijadikan bukti awal. Namun akan lebih baik apabila kita sendiri yang memfilter diri dalam mengunggah postingan atau memberikan komentar atas suatu postingan.

 

Jika terjadi sesuatu hal akibat dari postingan di medsos milik sendiri serta adanya ketersinggungan terhadap individu tertentu, maka jauh lebih baik menempuh langkah mengajukan permohonan maaf. Kemudian mediasi atau perdamaian di antara para pihak. Namun terhadap postingan penistaan agama, ujaran kebencian atau fitnah dalam rangka menghasut, maka permintaan maaf dinilai tidaklah cukup. Karena korbannya tak saja individu, melainkan agama, golongan, suku, dan negara.

 

Pesan Moral

Melihat Penjelasan di atas, maka fungsi sosmed merupakan berkah bagi kehidupan manusia. Hal itu dikarenakan dapat menghubungkan persahabatan/pertemanan dari jarak jauh. Yakni dengan menembus pegunungan hingga menyeberangi samudera tanpa batas (borderless).

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait