Fakultas Hukum Belum Jadi Pilihan Utama
Berita

Fakultas Hukum Belum Jadi Pilihan Utama

Dipengaruhi persepsi, kalau mau jadi ‘orang besar' jangan masuk ke Fakultas Hukum. Minat masuk Fakultas Hukum di daerah masih tinggi.

CRD
Bacaan 2 Menit
Fakultas Hukum Belum Jadi Pilihan Utama
Hukumonline

 

Sama-sama berasal dari Sumatera Barat dengan Lily, Erizon S Chaniago malah memilih dua fakultas hukum sekaligus ketika ikut seleksi. Pilihan pertamanya jatuh ke FH Universitas Malikussaleh, Nanggroe Aceh Darussalam, dan pilihan kedua di FH Universitas Andalas Padang. Ia akhirnya berlabuh di Aceh, dan menganggap di daerah Aceh kajian hukum punya peluang besar. Di daerah konflik rawan tindakan kriminal dan potensi ketidakpastian sehingga bisa memotivasi saya untuk menekuni hukum. 

 

Cerita Rina Wahyuni memilih FH sebagai pilihan utama lain lagi. Di bangku SMA sebenarnya Rina masuk jurusan IPA. Tetapi ketika ikut seleksi perguruan tinggi, pilihan utamanya jatuh ke FH Universitas Khairun, Ternate. Konsekuensinya tentu ia harus belajar banyak mengenai ilmu sosial. Ia melihat di daerahnya banyak persoalan hukum, terutama yang berkaitan dengan kesetaraan jender.

 

Ada sekitar 200 Fakultas Hukum (FH) di seluruh Indonesia. Setiap tahun, ribuan mahasiswa baru masuk ke fakultas ini dengan beragam alasan dan cita-cita. Tetapi di mata Prof. Hikmahanto Juwana, Fakultas Hukum belum menjadi incaran utama calon mahasiswa ketika mengikuti seleksi perguruan tinggi. Kebanyakan mahasiswa memilih studi hukum sebagai pilihan kedua, ketiga, atau kesekian, ujar Dekan FH Universitas Indonesia itu di depan para utusan mahasiswa hukum se-Indonesia yang hadir dalam acara Bangkit Hukum Indonesia di Depok, Senin (28/4) pekan lalu.

 

Bagi sebagian calon mahasiswa, FH adalah pilihan cadangan bila tidak diterima di fakultas favorit. Fenomena ini, kata Hikmahanto, sudah lama berkembang dan perlu diubah. Selama ini muncul pemikiran bahwa kalau mau menjadi ‘orang besar' jangan masuk FH. Ia menyitir masa Bung Karno dimana orang-orang hukum dianggap tidak bisa diajak bekerja sama menjalankan revolusi.  Kalau mau jadi ‘orang besar' acapkali dipersepsikan masuk fakultas kedokteran atau masuk militer. Orang hukum itu seolah-olah dianggap sebagai orang buangan, ujarnya.

 

Hikmahanto mengajak para mahasiswa hukum mengembangkan pola pikir, masuk FH adalah suatu kebanggaan. Kalau mau menjadi ‘orang besar' ya masuk fakultas hukum. Meskipun FH bukan pilihan utama, Hikmahanto bangga FH UI yang dia pimpin masih menjadi pilihan utama calon mahasiswa yang ingin kuliah hukum. Riset yang dirilis Pusat Data dan Analisa TEMPO belum lama ini menunjukkan UI masih menempati peringkat pertama universitas yang fakultas hukumnya paling diminati. Sebanyak 97 % responden (pengguna dan perekrut tenaga kerja) menjadikan lulusan FH UI sebagai favorit. Menyusul kemudian UGM, Trisakti, Unpad Bandung, Undip Semarang, Atmajaya Jakarta, Unibraw Malang, Universitas Pancasila, Unair Surabaya, dan Universitas Parahyangan.

 

Data yang dirilis Tempo memang belum tentu menggambarkan kegelisahan Hikmahanto. Sebagian mahasiswa hukum asal luar Jabodetabek yang diwawancarai hukumonline mengeluarkan pernyataan sebaliknya. Sahala B. Situmorang, misalnya. Mahasiswa Semester VI Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat ini menjadikan FH sebagai pilihan pertama ketika ikut seleksi perguruan tinggi. Pilihan pada FH jatuh karena dalam keseharian ia ‘bergaul' dengan masalah-masalah hukum. Orang tuanya adalah aparat penegak hukum yang sering mengajaknya berdiskusi soal-soal penegakan hukum.  Di satu sisi masing-masing elemen berjalan sendiri-sendiri dan di sisi lain ada elemen yang merasa lebih superior dibanding elemen lain, ungkapnya. Elemen yang dimaksud Sahala adalah instansi penegak hukum.

 

Bila Sahala tertarik masuk FH karena latar belakang keluarga, Lily Oktori malah sudah mengimpikan masuk FH sejak duduk di bangku SMA. Begitu lulus, perempuan asal Batusangkar Sumatera Barat ini diterima di FH Universitas Gadjah Mada. Di Kota Gudeg itu Lily memfokuskan bidang kajiannya pada hukum internasional. Namun demikian, ia melihat hukum punya lingkup yang sangat luas sehingga lapangan pekerjaannya pun beragam. Bidang hukum itu luas banget, ujarnya.  

Tags: