Kala 3 Dosen FH Unpad Sampaikan Hasil Risetnya di Forum IPIRA 2024
Terbaru

Kala 3 Dosen FH Unpad Sampaikan Hasil Risetnya di Forum IPIRA 2024

Konferensi ini memiliki misi untuk meningkatkan kolaborasi, membantu para peneliti dari Asia. Mereka yang tertarik pada Hukum Asia, Hukum Internasional, dan Hukum Perbandingan untuk terlibat dalam proyek penelitian yang berkaitan dengan topik Kekayaan Intelektual dan Inovasi.

Agus Sahbani
Bacaan 2 Menit
Tiga dosen FH Unpad bersama peserta negara lain di sela-sela gelaran The Sixth Intellectual Property and Innovation Researchers of Asia Conference (IPIRA) di Vietnam beberapa waktu lalu. Foto: Istimewa
Tiga dosen FH Unpad bersama peserta negara lain di sela-sela gelaran The Sixth Intellectual Property and Innovation Researchers of Asia Conference (IPIRA) di Vietnam beberapa waktu lalu. Foto: Istimewa

Guna mewujudkan visi manfaat dan mendunia, tiga orang dosen Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (FH Unpad) telah menghadiri The Sixth Intellectual Property and Innovation Researchers of Asia Conference (IPIRA) pada tanggal 18-19 Januari 2024 lalu.Tiga dosen FH Unpad yang dimaksud yaitu Miranda Risang Ayu Palar, S.H., LL.M, Ph.D., Dr. Laina Rafianti, S.H., M.H., dan Dr. Nadia Astriani, S.H., M.H. menyampaikan langsung hasil risetnya dalam konferensi yang diselenggarakan di Foreign Trade University Hanoi, Vietnam.

“Konferensi ini berlangsung pada tanggal 18-19 Januari 2024 dan dihadiri oleh perwakilan-perwakilan peneliti dari universitas terkemuka di Asia,” ujar Manajer Riset, Inovasi dan Kemitraan FH Unpad Dr. Laina Rafianti dalam keterangannya yang diterima Hukumonline, Selasa (30/1/2024).

Baca Juga:

Dalam pemaparannya, Miranda mempresentasikan hasil risetnya yang berjudul “Discussing the Indonesian National Innovation System from an IP Legal Perspective”. Miranda memberi pandangan kritis mengenai penerapan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Menurutnya, regulasi yang ada sekarang baru berfokus pada paten konvensional dan belum memberikan katalis bagi Indonesia untuk mencapai level global melalui sumber daya dan dinamika kekayaan intelektualnya sendiri.

Sementara itu Laina dan Nadia berkolaborasi menggunakan pendekatan disiplin keilmuan yang berbeda yaitu Hukum Kekayaan Intelektual dan Hukum Lingkungan, Tata Ruang dan Agraria dengan hasil riset yang berjudul “You are What You Eat: Food Security and Communal Intellectual Property in the Perspective of Local Food Staple”. Riset ini ingin menunjukkan pentingnya perhatian terhadap perlindungan kekayaan intelektual pangan lokal untuk ketahanan pangan lokal di Indonesia. Selain mempresentasikan hasil riset, para dosen ini juga didapuk sebagai moderator dalam sesi paralel.

Hasan Kleib, Deputy Director General, Development SectorWIPO yang juga merupakan alumni jurusan Hubungan Internasional FISIP Unpad berkesempatan memberikan pidato di akhir hari pertama konferensi. Dalam kesempatan ini, Miranda mengemukakan pandangan agar perhatian WIPO tidak hanya mengatur pelindungan hak-hak individua,l tetapi juga memperhatikan hak komunal kekayaan Intelektual.

“Konsep baru bahwa Intellectual property as a tool of World Peace. Melalui perlindungan kekayaan intelektual diharapkan banyak manfaat yang dapat diperoleh untuk bidang pendidikan, sosial, budaya, dan ekonomi,” tambah Miranda.

Untuk diketahui, pada tahun ini, IPIRA telah memasuki tahun keenam dengan menunjuk Foreign Trade University sebagai tuan rumah yang berkolaborasi the World Intellectual Property Organization (WIPO) Academy dan the World Trade Organization (WTO). Konferensi ini memiliki misi untuk meningkatkan kolaborasi, membantu para peneliti dari Asia. Mereka yang tertarik pada Hukum Asia, Hukum Internasional, dan Hukum Perbandingan untuk terlibat dalam proyek penelitian yang berkaitan dengan topik Kekayaan Intelektual dan Inovasi.

Selain sebagai ajang berkontribusi dalam khazanah keilmuan dunia, konferensi ini juga merupakan ajang bersosialisasi dan reuni akademik. Ini tentunya akan membuka peluang penjajakan kerja sama riset dengan mitra asing, penjajakan penguji asing untuk mahasiswa program doktor, dan untuk meningkatkan academic reputation. Hal ini merupakan komitmen dari FH Unpad untuk meningkatkan pencapaian perangkingan internasional.

Tags:

Berita Terkait