Masyarakat Sipil Juga Mendorong Percepatan Vaksinasi
Terbaru

Masyarakat Sipil Juga Mendorong Percepatan Vaksinasi

Karena vaksinasi mampu meminimkan tingkat keparahan dan kematian akibat terinfeksi Covid-19. Tingkat vaksinasi di Indonesia tergolong rendah dibandingkan negara lain, seperti Singapura dan Malaysia.

Ady Thea DA
Bacaan 4 Menit
Seorang warga sedang disuntik vaksin Covid-19. Foto: RES
Seorang warga sedang disuntik vaksin Covid-19. Foto: RES

Pemerintah akhirnya membatalkan program vaksinasi berbayar bagi individu. Sebelumnya ketentuan ini diatur dalam Peraturan menteri Kesehatan No.19 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan No.10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19.

Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, mengatakan pembatalan itu dilakukan berdasarkan masukan dari masyarakat. “Setelah mendapatkan masukan dan juga respons dari masyarakat, Presiden telah memberikan arahan dengan tegas untuk vaksin berbayar yang rencananya disalurkan melalui Kimia Farma semuanya dibatalkan dan dicabut,” kata Pramono sebagaimana dikutip setkab.go.id, Jumat (16/7/2021) kemarin. (Baca Juga: Korban Covid-19 Meningkat, Organisasi Advokat Serukan Percepatan Vaksinasi)  

Tapi untuk Vaksinasi Gotong Royong (VGR) tetap berjalan karena mekanismenya dilakukan melalui perusahaan yang menanggung biaya vaksinasi untuk pekerjanya. Sementara untuk vaksinasi program diberikan secara gratis bagi seluruh masyarakat.

Research fellow Infid, Halida P Widyastuti, mengatakan percepatan vaksinasi untuk seluruh masyarakat sangat penting mengingat kasus Covid-19 di Indonesia sudah mengerikan. Jumlah kasus aktif di Indonesia mencapai lebih dari 500 ribu dengan total jumlah kasus akumulatif lebih dari 2,7 juta. Angka kematian juga meningkat, dalam 2 pekan terakhir naik sampai 120 persen.

Belum lagi, rasio positif atau positivity rate di Indonesia 26,6 persen lebih tinggi dari rekomendasi WHO sebesar 5 persen. Menurut Halida, hal ini terjadi karena Indonesia memiliki sumber daya material dan SDM yang terbatas untuk melakukan tes swab PCR. Tingkat vaksinasi juga tergolong rendah dibanding negara lainnya. Mengacu laman ourworldindata.org, Minggu (18/7/2012) jumlah orang yang divaksin di Indonesia hanya sebesar 15,24 persen, Singapura 70,71 persen, dan Malaysia 30,33 persen.

Lambatnya vaksinasi berdampak pada fatalitas kasus atau tingkat kematian (CFR) Covid-19 di Indonesia sebesar 2,6 persen tergolong lebih tinggi dari negara lain. Bahkan ada indikasi jumlah sebenarnya lebih tinggi lagi karena banyak masyarakat yang sebenarnya terinfeksi Covid-19, tapi tidak pernah melakukan tes atau melapor.

Kendati vaksinasi tidak mencegah penularan, tapi Halida menegaskan vaksin dapat menurunkan tingkat derajat keparahan dan kematian Covid-19. Lambatnya vaksinasi di Indonesia membuat banyak masyarakat yang terpapar Covid-19, sehingga fasilitas kesehatan tidak mampu lagi memberikan pelayanan. Hal tersebut membuat banyak masyarakat yang terpapar Covid-19 akhirnya menjalankan isolasi mandiri (isoman).  

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait