Mengupayakan Seni yang Hidup dan Berkelanjutan Lewat Makassar Biennale 2023
Terbaru

Mengupayakan Seni yang Hidup dan Berkelanjutan Lewat Makassar Biennale 2023

Para konsultan KI memiliki andil besar untuk memastikan relasi yang berimbang dan meminimalkan potensi saling menguasaisebagaimana obrolan yang lazim diutarakan dalam industri musik.

Oleh:
Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 3 Menit
Partner/Direktur IndoLaw, Ibrahim Massidenreng menjelaskan tentang hak kekayaan intelektual pada perhelatan Makassar Biennale, Sabtu (23/9). Foto: istimewa.
Partner/Direktur IndoLaw, Ibrahim Massidenreng menjelaskan tentang hak kekayaan intelektual pada perhelatan Makassar Biennale, Sabtu (23/9). Foto: istimewa.

Untuk tetap tumbuh dan berdampak di ruang-ruang masyarakat, seni juga harus hidup dan berkelanjutan. Itu sebabnya, Konsultan Kekayaan Intelektual sekaligus Partner dan Direktur Kantor Hukum Officium Nobile IndoLaw (IndoLaw), Ibrahim Massidenreng menghadiri perhelatan Makassar Biennale pada Sabtu (23/9), di Artmosphere Studio & Café. Bersama-sama para musisi lintas genre seperti FrontXSide, Minor Bebas, Hira Sanada, Pelakor, Bunyi Waktu Luang, Vinalle, hingga D Elite, Ibrahim membahas hak kekayaan intelektual sebagai salah satu bagian penting terhadap perkembangan seni.

 

Digelar pada 9 September 2023 hingga 30 Oktober 2023, Makassar Biennale merupakan perhelatan seni rupa internasional yang mempertemukan para seniman, praktisi, dan masyarakat di lima kota: Makassar, Pangkep, Parepare, Labuan Bajo, dan Nabire. Sejumlah agenda diselenggarakan, mulai dari residensi, pameran, lokakarya, wicara seniman, simposium, dan lain sebagainya.

 

Adapun pada 2023, Makassar Biennale mengembangkan dua proyek seni baru, yakni penerbitan buku komik hasil residensi dan Kelola Berkelanjutan (KLAB) MUSIK. Pada KLAB MUSIK, Makassar Biennale bekerja sama dengan beberapa seniman musik lokal dan menjadi produser dari sejumlah lagu yang diciptakan dari buku Hikayat Gunung dan Silsilah Laut hasil rekam tim peneliti dari lima kota. Rencananya, lagu tersebut akan diluncurkan di berbagai platform seperti Youtube, Spotify, Apple Music, dan sejenisnya. Program ini sendiri didukung oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan melalui Program Pemanfaatan Hasil Kelola Dana Abadi Kebudayaan Tahun 2023.

 

“Saya sangat senang dapat ikut menjadi bagian kecil dari KLAB MUSIK ini, membantu me-review kontrak mereka, khususnya soal kekayaan intelektual yang timbul dalam karya mereka, dan sampai hari ini akhirnya dapat mendengar langsung proses kreatif mereka. Sungguh nikmat,” kata Ibrahim.

 

Sementara itu, Direktur Makassar Biennale, Anwar Jimpe Rachman menjelaskan, event ini merupakan bentuk kontribusi masyarakat pada perkembangan seni dan kebudayaan di Nusantara yang begitu dinamis. Makassar Biennale juga diharapkan menjadi ruang informal pendidikan seni jangka panjang, yang mampu mendekatkan seni kepada publiknya. 

 

“Keterlibatan banyak pihak dalam program-program MB merupakan kebutuhan urgen demi membangun kepercayaan diri warga yang turut berkontribusi sampai ikut melaksanakan dan merayakannya,” kata Jimpe sebagaimana dikutip dalam siaran pers Makassar Biennale.

 

Mendorong Musisi Mengenali dan Paham HKI

A group of people standing in front of a sign

Description automatically generated

Ibrahim Massidenreng bersama para musisi lintas genre di Makassar Biennale, yang digelar di Artmosphere Studio & Café pada Sabtu (23/9). Foto: istimewa.

Tags:

Berita Terkait