Munas VI AAI Bakal Digelar Hybrid pada Februari 2022
Utama

Munas VI AAI Bakal Digelar Hybrid pada Februari 2022

Dengan sistem hybrid diharapkan Munas IV AAI yang selama ini tertunda karena pandemi Covid-19 bisa terlaksana. Sistem ini tetap dengan pemilihan langsung dalam waktu yang bersamaan dengan tempat pemilihan disebar ke setiap DPC seluruh Indonesia.

CR-28
Bacaan 3 Menit

Sistem hybrid tersebut diharapkan akan membantu pelaksanaan Munas VI AAI agar bisa terlaksana. Sistem yang dihadirkan tetap dengan pemilihan langsung oleh para anggota, bukan secara online, melainkan tetap menyalurkan hak pilihnya melalui kotak suara. Hanya saja, tempat pemilihan disebar ke setiap DPC seluruh Indonesia berdasarkan DPT.

"Memang (dasar hukumnya, red) ini tidak ada di dalam AD. Pemilihan tetap dilaksanakan langsung dengan waktu yang bersamaan, hanya tidak di satu tempat yang sama. Prinsip dasarnya tetap memilih, memasukkan nama ke dalam kotak-kotak yang disediakan,” kata Ismak menjelaskan.

Hukumonline.com

Ketua Umum DPP AAI Periode 2015-2020 Muhammad Ismak.

Mereka juga memperkirakan bakal mengalami kesulitan bila memakai sistem hybrid dalam penentuan calon ketua umum AAI mendatang, seperti masalah teknis karena pengalaman baru dalam pelaksanaan sistem tersebut. Terlepas pernah dilangsungkannya sistem serupa pada organisasi lain, persoalannya AAI sendiri memiliki cabang yang begitu besar. Hal itu juga menjadi salah satu kesulitan yang mungkin akan dihadapi dalam penyelenggaraan Munas mendatang.

AAI berharap pada Februari 2022 mendatang tidak ada lagi kasus coronavirus yang semakin merajalela. Jadi, daya tampung hotel dapat memadai bagi calon pemilih yang akan menggunakan hak suaranya. Sebab, sebelumnya juga terdapat kesulitan bagi panitia untuk mencari hotel hingga panitia menyediakan enam venue di tiga hotel. Hal tersebut dirasa sebagai problem yang rawan bakal terjadi. Disepakatinya metode hybrid diharapkan dapat menjadi solusi agar Munas VI AAI ini bisa terlaksana.

“Semoga penyelenggaraan Munas nanti dapat menyelesaikan permasalahan kepemimpinan dan segera lahir pemimpin baru, siapapun yang akan terpilih nantinya. Dengan begitu, organisasi bisa bergerak secara resmi, tidak ada lagi perdebatan tentang kepemimpinan yang sedang berjalan. Kalau sudah seperti itu, roda organisasi bisa kita jalankan untuk konsolidasi dan membangun AAI meskipun beberapa cabang mati suri, nanti bisa kita bangkitkan kembali,” tutupnya.

Sejauh ini, sudah terdapat dua pasangan calon ketua umum, wakil dan sekretaris jenderal AAI periode 2021-2026. Kandidat pertama, paket kandidat Muhammad Ismak yang mencalonkan lagi sebagai ketua umum; Ranto Parulian Simanjuntak sebagai calon wakil ketua umum; dan Wenda sebagai calon sekretaris jenderal. Kandidat kedua. Palmer Situmorang sebagai calon ketua umum menggandeng Efran Helmi Juni dan Hendri Donal (PHD) sebagai calon wakil ketua umum dan sekretaris jenderal AAI. Alasan pencalonan Palmer karena keterpanggilan. 

Tags:

Berita Terkait