Peradilan di ASEAN Berbagi Pengalaman Diklat di Masa Pandemi
Utama

Peradilan di ASEAN Berbagi Pengalaman Diklat di Masa Pandemi

Untuk mencari cara-cara baru melaksanakan program pendidikan dan pelatihan (diklat) di bidang yudisial di masa pandemi. Selama ini penyelenggaraan diklat telah dilakukan secara daring, luring, dan kombinasi keduanya. Tapi, ke depan perlu dicari kombinasi metode diklat yang lebih efektif dan efisien.

Ady Thea DA
Bacaan 4 Menit

Sistem pengadilan di Singapura sudah menggunakan teknologi internet, sehingga persidangan bisa digelar secara daring. “Sekarang tidak perlu lagi menunggu berjam-jam di pengadilan untuk menunggu giliran bertemu hakim (untuk bersidang, red). Sebelumnya butuh berjam-jam untuk menunggu giliran dan bertemu hakim untuk sidang, setelah itu selesai,” kata Woon.

Untuk menggunakan teknologi daring, Woon menekankan setiap orang harus mampu menggunakan teknologi internet. Karena itu, diklat yudisial tak hanya menyasar hakim, tapi penting juga untuk staf. Terutama staf yang bekerja di belakang layar untuk menjalankan teknologi internet yang digunakan pengadilan. “Fungsi staf tersebut memastikan sistem berjalan efisien dan lancar. Kita tidak bisa mengabaikan itu,” lanjutnya.

Teknologi dapat digunakan untuk menghadapi beragam tantangan yang dihadapi, misalnya wilayah yang luas, dan populasi penduduk yang padat. Semakin besar wilayah dan populasi sebuah negara, maka dibutuhkan pengadilan yang lebih kuat jangkauannya. Selain memanfaatkan teknologi, penting juga untuk memberikan pelatihan terhadap pihak-pihak yang akan menggunakan teknologi tersebut.

Hukumonline.com

Akademisi FH Universitas Nasional Singapura dan Dekan RHT Legal Training Institute Singapura, Prof Walter Woon.

Akademisi Universitas Stanford dan Direktur Pusat HAM dan Keadilan Internasional, Prof David Cohen, mengatakan dalam 18 bulan terakhir mengajar dan menyampaikan materi diklat termasuk di Indonesia dengan menggunakan teknologi daring. Penggunaan teknologi ini lebih memudahkan dalam menyampaikan materi karena tidak perlu menyambangi langsung ke tempat diklat, tapi bisa secara daring/online.

“Saya tidak perlu terbang 18 jam ke Jakarta untuk menyampaikan materi secara langsung, ini keuntungan dari pemanfaatan teknologi daring,” kata dia.

Cohen melihat MA cukup baik dan responsif dalam memanfaatkan teknologi daring. Penyelenggaraan diklat yang dilakukan MA RI telah dilakukan baik secara daring, luring, dan kombinasi keduanya. Tapi, ke depan perlu dicari kombinasi metode diklat yang lebih efektif dan efisien.

Tags:

Berita Terkait