Percakapan Jenderal Polisi dan Perantara Suap Joko Tjandra Soal Uang “Dua Ikat” Diungkap Saksi
Berita

Percakapan Jenderal Polisi dan Perantara Suap Joko Tjandra Soal Uang “Dua Ikat” Diungkap Saksi

Tommy Sumardi menyatakan Napoleon menolak uang itu karena telah dibagi dua oleh Prasetijo.

Aji Prasetyo
Bacaan 4 Menit

Di dalam salah satu perjalanan di Gedung TNCC, ternyata ada seseorang yang ikut dalam mobil Tommy yang diketahui kemudian adalah Brigjen Pol. Prasetijo Utomo. Diketahui, Prasetijo setidaknya dua kali mengantar Tommy bertemu Napoleon, pertama pada awal April 2020 dan kedua pada 27 April 2020. Dan pada momen kedua inilah Supiadi mengingat suatu percakapan antara Prasetijo dan Tommy ketika berada di dalam mobil. 

“Setelah saya ingat-ingat apa yang terjadi di dalam mobil, saya sedikit dengar percakapan. Yang saya ingat sekali itu, 'kok dua ikat' itu yang diucapkan Brigjen Prasetijo,” kata Supiadi sambil menirukan kalimat Prasetijo saat itu.

Penuntut umum pun menanyakan apakah ada percakapan lainnya seperti uang yang diberikan ke Napoleon terlalu banyak dan ia meminta sebagian dari jatah itu, namun Supiadi mengaku tidak mengingatnya. “Saya nggak tahu. Seingat saya 'kok cuma dua ikat',” tambahnya.

Setelah selesai berbicara, kata Supiadi, kemudian keduanya turun dari mobil dan masuk ke Gedung TNCC Polri. Supiadi mengingat pada 27 April itu Tommy Sumardi memakai baju batik dan Brigjen Prasetijo memakai kemeja putih. Mereka berada di Gedung TNCC Polri itu selama satu jam. Supiadi mengaku tidak tahu apa yang dilakukan keduanya di TNCC Polri. 

Menanggapi hal ini, Tommy sendiri menyatakan jika pada saat itu uang yang berikan kepada Napoleon harusnya sebesar AS$100 ribu, tetapi Prasetijo meminta AS$50 ribu atau sebesar 50 persen dari uang tersebut. Atas dasar itulah Napoleon kemudian menolak uang itu karena dinilai terlalu sedikit dan meminta jatah lebih tinggi.

“Baik, dapat saya jelaskan yang mulia tanggal 27 itu saudara Pras datang bersama saya dan menyerahkan uang AS$50 ribu karena sudah dibagi dua sama Pras di mobil, maka tidak diterima oleh saudara Napoleon. Maka dari itu saya pulang cepat,” terang Tommy.

Dalam surat dakwaan disebut Joko Tjandra lalu meminta sekretarisnya Nurmawan Fransisca memberikan uang AS$100 ribu kepada Tommy yang rencananya akan diberikan kepada Irjen Napoleon. Namun di tengah perjalanan, Brigjen Prasetijo yang menemani Tommy meminta jatah dari uang tersebut. ia berkata AS$100 ribu terlalu banyak bagi Irjen Napoleon.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait