Persidangan Haris-Fatia, Saksi Ungkap Peristiwa Kelam Kabupaten Intan Jaya
Terbaru

Persidangan Haris-Fatia, Saksi Ungkap Peristiwa Kelam Kabupaten Intan Jaya

Sejak 2019 distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah mulai terlihat intensitas aktivitas aparat TNI dan Polri. Saksi mengaku ayahnya dibunuh, dan 2 adiknya tewas dibakar oleh militer.

Ady Thea DA
Bacaan 3 Menit

Tapi, Dami tidak mengetahui perihal perkara yang menjerat Haris-Fatia dalam persidangan di PN Jakarta Timur itu. Dia juga tidak mengetahui diskusi yang diunggah di kanal video daring Haris berjudul ‘Ada Lord Luhut Dibalik Relasi Ekonomi-Ops Militer Inten Jaya!! Jenderal BIN Juga Ada!!’. Namun Dami mendengar informasi suku Moni mewakili masyarakat Intan Jaya mengadu ke DPR menolak penambangan. Dia juga mendukung Haris-Fatia yang mengungkap kekerasan di Intan Jaya.

Perdebatan terjadi ketika penuntut umum bertanya soal operasi militer selain perang kepada Dami. Tim penasihat hukum keberatan dengan pertanyaan itu karena Dami posisinya sebagai saksi yang mengungkap fakta yang terjadi di kampungnya, bukan sebagai ahli.

“Mungkin saksi sulit menjelaskan pertanyaan yang susah dipahami saksi,” ujar Ketua Majelis Hakim Cokorda Gede menengahi perdebatan itu.

Usai persidangan salah satu tim penasihat hukum, Muhammad Isnur mengatakan dalam persidangan itu Dami sebagai saksi fakta menjelaskan kekerasan yang terjadi di Intan Jaya sejak 2019 ketika jumlah aparat meningkat. Dami mendukung riset yang didiskusikan Haris-Fatia sebagaimana yang diunggah di kanal video daring akun Haris Azhar. Kendati tidak mengetahui tentang operasi tambang di Intan Jaya, tapi Dami membeberkan fakta masyarakat ketakutan setelah 2019, sehingga mengungsi.

Meningkatnya jumlah militer otomatis pos militer semakin berkembang disana, bahkan fasilitas publik seperti sekolah digunakan sebagai pos militer. Hasil riset yang disebut Haris-Fatia menjelaskan kenapa pos militer di Intan Jaya semakin banyak jumlahnya. Setelah ditelusuri pos militer itu berada di sekitar wilayan pertambangan. Memperkuat relasi antara meningkatnya jumlah aparat dan pos keamananan dengan keberadaan perusahaan tambang yang beroperasi juga berkaitan dengan purnawirawan militer yang memiiliki relasi dengan perusahaan tambang tersebut.

Dami juga menjelaskan bagaimana dua adiknya yang masih SMP ditangkap dan dibakar. Padahal ketika itu adiknya ingin mengunjungi ayahnya yakni Pendeta Yeremia karena dia tidak ikut mengungsi seperti warga lainnya. Tapi di perjalanan kedua adiknya dituduh kelompok separatis. Nasib sama juga menimpa pendeta Yeremia yang tewas.

“Di Papua mengerikan serkali, persitiwa itu menunjukkan nyawa orang mudah dihilangkan dan pelakunya oknum aparat keamanan baik itu TNI dan Polri,” imbuh Isnur.

Tags:

Berita Terkait