Polisi Usut Kematian Singa di Kebun Binatang Surabaya
Berita

Polisi Usut Kematian Singa di Kebun Binatang Surabaya

Meski sulit, polisi tak akan berhenti mengusut.

ANT/Red
Bacaan 2 Menit
Polisi Usut Kematian Singa di Kebun Binatang Surabaya
Hukumonline
Aparat kepolisian masih kesulitan mengungkap kasus kematian singa bernama Michael di Kebun Binatang Surabaya, Selasa (7/1) yang dinilai tidak wajar.

"Kami masih melakukan proses penyelidikan terhadap kasus ini dan fokus terhadap saksi berkompeten dan betul-betul fokus mengarah ke kejadian sebenarnya," ujar Kapolrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi Setija Junianta ketika ditemui di Surabaya, Sabtu (10/1).

Ia sangat menyayangkan kondisi kandang singa berusia 2,5 tahun itu yang menjadi tempat kejadian karena sudah "bersih" dan rusak, sehingga aparat tidak bisa melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) secara maksimal.

"Malah sudah bukan tidak steril lagi, tapi lokasinya sudah rusak. Ini yang sangat kami sayangkan, sehingga polisi hanya mengandalkan saksi-saksi di lapangan," kata mantan Kapolres Metro Jakarta Barat tersebut.

Kendati demikian, pihaknya tidak akan berhenti mengusut kasus ini. Menurut dia, kematian satwa langka yang dinilai agak aneh ini menjadi perhatian khusus dan pihaknya yakin segera mengungkapnya.

Setija Junianta juga mengimbau kepada pengelola Kebun Binatang Surabaya dan Pemerintah Kota Surabaya untuk memasang sejumlah kamera tersembunyi atau CCTV di beberapa titik. Hal ini dinilai sangat penting untuk mengetahui segala sesuatunya serta melindungi satwa dari tangan-tangan oknum tak bertanggung jawab.

"Berikutnya, harus ada CCTV yang dipasang di sejumlah titik agar tidak ada lagi satwa yang mengalami kejadian serupa. Semoga singa ini menjadi yang terakhir," kata dia.

Meski kematian Michael diyakini karena ulah oknum tertentu, namun pihaknya mengaku belum bisa menyimpulkannya. Mantan Kapolres Sidoarjo itu juga menganalisa sebagai orang awam setelah mengetahuinya di media massa, kematian singa tersebut memang agak aneh.

"Tapi ini hanya analisa sebagai orang awam lho. Jangan dijadikan sebagai argumentasi untuk justifikasi polisi untuk mengungkap kasus ini," kata perwira menengah berpangkat tiga melati di pundak itu.

Pihaknya juga mengaku saat ini tengah mengumpulkan sejumlah bukti dan informasi dari sekitar lokasi kejadian, serta bekerja sama dengan tim dari Kementerian Kehutanan terkait kematian singa Afrika itu.

Sebelumnya, koresponden Daily Mail (situs berita Inggris) Richard Shears pernah menyebut Kebun Binatang Surabaya merupakan kebun binatang terkejam di dunia. Ia melaporkan ‘kekejaman’ Kebun Binatang Surabaya dengan tulisan dan foto-fotonya, akhir Desember lalu.

Salah satu contoh, Richard membandingkan kehidupan burung pelikan di dekat pelabuhan Sydney –tempat tinggalnya- dengan burung pelikan di Kebun Binatang Surabaya. Ia menuturkan di Sydney, burung pelikan bersuka cita meluncur di perairan Blackwattle Bay, tetapi situasi kontras dilihatnya di Kebun Binatang Surabaya.

“Aku hanya bisa menggelengkan kepala putus asa saat melihat lebih dari 150 pelikan berada dalam satu kandang dengan kolam kecil yang membuat mereka tidak bisa mengembangkan sayapnya, apalagi untuk terbang,” tulisnya.

Tak hanya kehidupan pelikan, Richard juga mengabadikan gambar dan mendeskripsikan bagaimana tersiksanya binatang-binatang di Kebun Binatang Surabaya. Ia juga melaporkan lebih dari 50 binatang yang mati pada tiga bulan terakhir di Kebun Binatang Surabaya.
Tags:

Berita Terkait