Putri Bening Larasati: Kisah Sukses Pengacara Wanita Muda Berkembang Dengan Mematahkan Mitos: #BreakingtheBias
Hukumonline's NeXGen Lawyers 2022

Putri Bening Larasati: Kisah Sukses Pengacara Wanita Muda Berkembang Dengan Mematahkan Mitos: #BreakingtheBias

Perempuan memiliki kemampuan adaptasi kognitif dan pantas untuk memimpin. Itulah Pandangan Bening Larasati.

Tim Hukumonline
Bacaan 5 Menit
Foto: Putri Bening Larasati, Walalangi & Partners
Foto: Putri Bening Larasati, Walalangi & Partners

Perempuan dan Prestasi

Bening membagikan pengalaman pribadinya bahwa dirinya sejak awal selalu berusaha untuk mendorong dirinya bekerja lebih keras, karena suka atau tidak suka, selalu ada pandangan konservatif di sebagian lingkungan di Indonesia mengenai seorang perempuan yang berprestasi.  Sebagai contoh, pengalaman sebagai pengacara korporasi lebih dari 7 tahun, yang mengharuskan dirinya mengalokasikan sebagian besar waktunya pada pekerjaan, buat sebagian orang di Indonesia tidak dilihat sebagai suatu pencapaian, namun pertanyaan yang mengarah pada pandangan konservatif mengenai peran sebagai wanita. Mimpi untuk melanjutkan studi master di luar negeri pun, dipandang sebagai mimpi yang tidak sebanding dengan kemampuan Bening sebagai seorang anak perempuan.

Sayangnya tantangan di atas bukanlah sesuatu yang jarang terjadi di Indonesia, Bening menyadari bahwa stigma yang sama sering kali dialami sejawat dan perempuan lain di Indonesia.

Namun hal ini tidak sekalipun membuat Bening mundur dari mimpi, profesi dan passionnya menjalani karirnya sebagai seorang pengacara korporasi. Hal ini justru dijadikan motivasi oleh Bening untuk berhasil mendapatkan beasiswa dari Tilburg University dan lulus dengan predikat Distinction serta mendapatkan pujian dari fakultas hukumnya sebagai “Excellent Indonesian Lawyer”. Bening membuktikan bahwa dirinya mampu menyelesaikan studi dengan baik dan tidak kalah saing dengan mahasiswa internasional lainnya.

Dari pengalaman ini, Bening percaya bahwa prestasi dan pencapaian diri tidak dapat dinilai dari gender. Di luar kesibukannya sebagai seorang pengacara, selama setahun kebelakang, Bening pun diketahui aktif memberikan mentoring bagi teman-teman mahasiswa hukum/sarjana hukum lainnya melalui organisasi Menjadi Pengacara. Melalui wadah tersebut, Bening menyampaikan keinginannya untuk menunjukan dan membagikan semangat kepada teman-teman lainnya bahwa semua individu baik pria atau wanita memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri dan mengejar mimpinya. 

Bening juga berpikir bahwa yang banyak terjadi di sekitar kita adalah fenomena “think manager, think male” dimana sebuah kesuksesan dari kepemimpinan berorientasi kepada pria yang identik dengan pemikiran rasional. Namun menurutnya, stigma peran ganda seorang perempuan dimana perempuan dihadapkan dengan urusan domestik dan profesinya, justru membuktikan bahwa perempuan memiliki kemampuan adaptasi kognitif yang tidak juga kalah dari pria; banyak senior nya di kantor baik wanita karir maupun seorang ibu, memiliki prestasi dan kemampuan kepemimpinan yang sama baiknya dengan pria.

Feeling Content dan Tantangannya

Menurut Bening “feeling content” atas apa yang dikerjakan sangatlah penting, dan masing-masing individu memiliki cara untuk mencapai kepuasan tersebut dan hanya individu tersebutlah yang dapat menilainya. Oleh karena itu, pencapaian diri tidak didapat dinilai hanya semata-mata dari jabatan, dan gaji seseorang. Bagi Bening, percuma mendapatkan gaji tinggi apabila tidak membawa nilai tambah baik pada diri sendiri ataupun kepada lingkungan sekitar. “Contented feeling” bagi Bening didapat saat dirinya melakukan pekerjaan yang Bening sadari berfaedah buat klien, mendapatkan ilmu baru untuk diri sendiri, dan membagikan knowledge kepada sekitar.

Profesi pengacara korporasitidaklah mudah bagi dirinya, menangani banyaknya transaksi korporasi high-profile yang terjadi dalam waktu yang bersamaan, melatih Bening untuk tidak hanya membaca hukum secara literal. Menurut Bening, menjadi seorang pengacara yang baik adalah ketika Bening dapat secara tepat mengaplikasikan hukum pada setiap transaksi yangmulti dimensi dan memberikan analisa yang akurat serta solutif kepada setiap klien, namun pada saat yang sama tetap menjaga efisiensi waktu ditengah deadline yang ketat.

Sistem kerja yang memberikan Bening wadah untuk berdiskusi, melakukan brainstorming dan menyampaikan aspirasi secara bebas pun memberikan kepuasan tersendiri bagi Bening. Berbekal pengalaman bekerjanya selama ini, Bening berpendapat bahwa tidak ada pedoman baku untuk mengeluarkan produk hukum yang baik, karena hukum adalah ilmu yang dinamis dan bukan semata-mata menghapal bunyi peraturan. Hal ini diamini oleh Managing Partner Walalangi & Partners (“W&P”), Luky I. Walalangi, yang memuji Bening sebagai seseorang dengan intelektual yang mumpuni, dedikasi dan tanggung jawab sangat tinggi, dan seseorang yang selalu berinisiatif untuk selangkah lebih depan ketika membantu klien W&P.

Atas potensi ini, Bening mendapatkan kerpercayaan dan berhasil memimpin, menangani dan mewakili klien W&P, Mitsubishi UFJ Lease & Finance Company, Limited (MUL), salah satu perusahaan leasing dan pembiayaan terbesar di dunia, sehubungan dengan transaksi penggabungan antara MUL dengan Hitachi Capital Corporation (HC), sebesar USD 2,8 miliar, dan dianggap sebagai salah satu kesepakatan penggabungan terbesar yang menghasilkan USD 13,3 miliar nilai penjualan tahunan, USD 95miliar asset, dan melibatkan hampir 10.000 karyawan.

Pengalaman memimpin transaksi ini, menurut Bening jauh dari kata mudah. Namun banyak nilai yang Bening ambil dari pengalaman ini, yaitu accurateness, time management, dan leadership. Memimpin sebuah tim, menghadapkan Bening pada berbagai individu dengan sifat, pilihan cara bekerja, dan tempo yang berbeda. Sebagai pemimpin transaski Bening harus memastikan produk hukum yang disampaikan akurat, sembari memastikan bahwa anggota tim berjalan sesuai dengan timeline pekerjaan yang diharapkan oleh klien. Pengalaman ini tentu tidak hanya membentuk Bening berkembang secara profesional namun juga personal. Dalam wawancara terpisah, menurut Luky I. Walalangi, hanya karena kepemimpinan Bening, pekerjaan transaksi MUL ini dapat diselesaikan dengan sangat baik pada Desember 2021 dan menuai pujian dan appresiasi dari klien.

Itulah mengapa, bagi Bening, profesi pengacara korporasiyang dijalani dirinya memberikan ‘contented feeling’ tersendiri karena tidak ada kata membosankan, profesi ini tidak menempatkan Bening pada zona nyaman yang membuat Bening tidak dapat mengembangkan dirinya secara personal maupun profesional. 

Berkembang Melalui Walalangi & Partners

Dari pengalamannya bertahun-tahun bekerja sebagai pengacara korporasi (termasuk pengalaman bekerja di firma lain), menurut Bening tempat dan wadah bekerja adalah salah satu unsur terpenting dalam perkembangan diri seseorang. Wadah yang tepat dan mentor yang baik akan membantu pengacara muda untuk berkembang sesuai dengan potensi masing-masing.

Bening  menyampaikan bahwa pencapaian dan kesuksesan sampai  titik ini tidaklah lepas dari dukungan penuh dari kantor tempat Bening bekerja, W&P. Di W&P, dirinya menyaksikan semua individu diberikan dukungan penuh dan kesempatan yang sama tanpa memandang gender, agama/kepercayaan, budaya, suku, ras, dan umur. Seluruh pengacara diberikan ruang dan dukungan nyata untuk mengaktualisasi diri dengan sistem mentorship yang sangat bagus dan sistem kerja yang mendukung penyampaian ide dan pikirian yang kritis. Oleh karenanya gagasan baru baik dalam diskusi pekerjaan maupun manajerial selalu didengar dan diapresiasi; tidak hanya itu, masa studi satu tahun yang Bening jalani di luar ngeri pun di dukung penuh oleh W&P.

Kesempatan yang diberikan pun bukan hanya terbatas pada kesempatan menangani klien, namun perkembangan diri Bening melalui tulisan hukum. Melalui W&P, Bening mendapat kesempatan menerbitkan publikasi berskala internasional seperti Chambers Asia Pacific 2022 Guide: Practice Area Overview Chapter – Corporate M&A in Indonesia; Lending & Secured Finance 2019, The International Comparative Legal Guide (ICLG), Global Legal Group, 2019; dan Merger Control 8th Edition, Global Legal Insight (GLI), 2019. Dalam hal pengalaman organisasi, Bening mewakili W&P dalam Diversity, Equity, and Inclusion project yang diorganisir oleh Nishimura & Asahi.

Itulah mengapa Bening juga percaya bahwa pilihan tempat bekerja adalah faktor yang sangat penting. Tempat bekerja yang memikirkan perkembangan setiap individu lah, yang menunjang Bening menjalani pencapaiannya hingga saat ini. W&P bagi Bening bukan hanya tempat bekerja, namun juga keluarga yang selalu mendorong Bening menjadi individu yang lebih baik secara personal maupun profesional.

Tags: