Tindakan Pollycarpus Mengganti Tempat Duduk Langgar Aturan Garuda
Utama

Tindakan Pollycarpus Mengganti Tempat Duduk Langgar Aturan Garuda

Selain Polly, ternyata ada seorang pramugari yang jadwalnya juga berubah, sehingga ikut penerbangan Garuda yang digunakan Munir.

CR-1
Bacaan 2 Menit
Tindakan Pollycarpus Mengganti Tempat Duduk Langgar Aturan Garuda
Hukumonline

 

Perubahan Jadwal

Selain tentang pergantian tempat duduk, sidang pembunuhan Munir masih berkutat tentang persoalan perubahan jadwal Pollycarpus tanggal 6 September 2004. Menurut Hermawan, Manager Crew Tracking Garuda, perubahan jadwal Pollycarpus via pesan singkat yang selama ini dipermasalahkan merupakan kebiasaan di Garuda. Sejak dua atau tiga tahun lalu Garuda sudah menggunakan sistem perubahan penugasan via sms (pesan singkat, red), ujar Hermawan.

 

Dalam kesaksiannya, Hermawan telah menerima surat dari Rohainil Aini, Sekretaris Chief Pilot tentang perubahan jadwal Pollycarpus yang sebelumnya akan terbang ke Beijing, namun kemudian dirubah ke Singapura sebagai extra crew. Menurut pengakuan Hermawan, atas surat Rohainil tersebut, stafnya kemudian mengrimkan pesan singkat ke Pollycarpus agar bersiap diri untuk penugasan sebagai extra crew ke Singapura. Modus perubahan jadwal seperti ini menurut Hermawan biasa terjadi di Garuda.

 

Selain itu, saat ditanya apakah Hermawan juga mengetahui ada awak Garuda lain yang jadwalnya berubah hari itu selain Pollycarpus, Hermawan menjawab tidak tahu. Diketahui, selain Pollycarpus, pada hari yang sama terdapat nama Tia Dewi Ambari, Pramugari yang bertugas tidak sesuai jadwal sebelumnya. Sebelumnya, status Tia adalah standby, belum diketahui siapa nama pramugari yang digantikan oleh Tia. Mungkin pada sidang pekan depan, Selasa (11/10), misteri demi misteri di sekitar pembunuhan Munir akan terungkap.

Sabur Muhammad Taufik, kapten pilot  Garuda GA 974 yang ditumpangi Munir, mengungkapkan bahwa pergantian tempat duduk saat berada di pesawat sebenarnya tidak diperbolehkan. Apalagi jika perpindahan tempat duduk itu dilakukan antar kelas yang berbeda, misalnya saja dari kelas ekonomi ke kelas bisnis. Dari servisnya saja berbeda, tutur Sabur.

 

Sabur memberikan keterangan itu saat tampil sebagai saksi persidangan pembunuhan Munir dengan terdakwa Pollycarpus Budihari Priyanto di PN Jakarta Pusat, Selasa (04/10). Sabur sempat dicecar pertanyaan karena perdedaan keterangannya dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Dalam BAP, saat ditanya penyidik tentang pergantian posisi duduk Munir dan Pollycarpus, Sabur menyatakan tidak ada laporan dari Brahmani Hantawani, seorang petugas kabin, tentang pergantian tempat duduk tersebut. Menurut Sabur, seharusnya pergantian tempat duduk penumpang dilaporkan kepada dirinya. Awalnya, almarhum Munir duduk di kelas ekonomi. Tetapi atas permintaan Pollycarpus, almarhum pindah ke kelas bisnis.

 

Dalam sidang yang dipimpin Wakil Ketua PN Jakarta Pusat Cicut Sutiarso, Sabur juga menyatakan bahwa Pollycarpus tidak pernah singgah di kokpit pesawat. Padahal dalam foto rekonstruksi kejadian, terlihat Pollycarpus berada di belakang Sabur. Kesaksian Sabur ini kemudian ditanggapi oleh Pollycarpus. Kata Polly, sudah menjadi aturan tidak tertulis bagi pilot Garuda terutama bagi yunior seperti dirinya untuk selalu singgah di kokpit pesawat saat pilot senior seperti Sabur bertugas.

 

Lagi-lagi, Sabur yang telah menjadi pilot di Garuda selama 29 tahun itu mengaku lupa. Pernyataan Sabur tersebut disayangkan oleh Cicut. Cicut beranggapan seharusnya Sabur dapat mengingat kejadian-kejadian karena saat itu terjadi peristiwa yang luar biasa, yakni terbunuhnya aktivis HAM Munir.

Tags: