Pentingnya Pemahaman ISDA Sebelum Bertransaksi Derivatif
Berita

Pentingnya Pemahaman ISDA Sebelum Bertransaksi Derivatif

Poin terpenting adalah pengetahuan mengenai isi dan maksud perjanjian yang akan dilakukan.

FAT
Bacaan 2 Menit
Seminar pelatihan Hukumonline membedah aspek hukum transaksi derivatif dan perjanjian derivatif, di Jakarta, Selasa (18/3). Foto: RES
Seminar pelatihan Hukumonline membedah aspek hukum transaksi derivatif dan perjanjian derivatif, di Jakarta, Selasa (18/3). Foto: RES
Transaksi derivatif kerap digunakan oleh para pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Transaksi derivatif sendiri merupakan perjanjian penukaran pembayaran, di mana pelaku pasar membuat suatu perjanjian untuk saling mempertukarkan uang, aset atau komoditi di masa yang akan datang dengan mengacu pada aset yang menjadi acuan pokoknya.

Partner dari DNC Advocates at Work M Arie Armand mengatakan, transaksi Derivatif cukup banyak dipilih karena digunakan untuk memberikan perlindungan terhadap risiko kerugian akibat fluktuasi nilai tukar saat pelaku melakukan transaksi internasional. Dalam istilah perbankan, sifat dasar dari transaksi derivatif adalah untuk lindung nilai (hedging) dari fluktuasi harga dan nilai uang yang tidak dapat diprediksi.

“Misal sekarang kita punya loan agreement, sebagai debitur kita harus bayar misalnya 10 persen. Kalau suku bunga naik sampai 20 persen, kita bisa rugi, makanya kita masuk ke transaksi derivatif untuk melakukan hedging, di mana kalau ada kondisi suku bunga tinggi kita akan terlindungi, kita akan tetap bayar fixed ammount kepada bank yang melayani transaksi derivatif itu,” ujar Arie kepada hukumonline, Selasa (18/3).

Arie menambahkan, untuk melakukan transaksi derivatif dan perjanjian derivatif, secara global sudah banyak instrumen perjanjian internasional atau yang lebih dikenal master agreement yang mengatur standar-standar dalam menyusun perjanjian derivatif. Salah satu instrumen yang sering digunakan pelaku transaksi derivatif adalah International Swaps and Derivatives Association (ISDA) Master Agreement 2002.

Menurut Arie, sebelum melakukan perjanjian, para pihak yang akan menggunakan ISDA harus terlebih dahulu mengetahui isi dan maksud dari perjanjian tersebut. Terlebih lagi, ISDA berlaku bagi perbankan di seluruh dunia. “Pertama, kita harus paham dulu isinya, karena isinya terus terang agak jelimet sedikit, cara mereka membuat dan menulis ISDA Master itu,” katanya.

Arie mengatakan, biasanya transaksi derivatif di Indonesia menggunakan nilai tukar ataupun suku bunga. Meski begitu, tidak tertutup kemungkinan bahwa bentuk transaksi derivatif di Indonesia menggunakan saham maupun komoditas dan bahkan sebagai sarana investasi.

Menurutnya, transaksi derivatif yang juga dipakai untuk sarana investasi tersebut terkadang dapat menimbulkan kerugian. “Intinya untuk hedging tadi. Hanya dari waktu ke waktu kadang-kadang juga dipakai untuk sarana investasi, spekulasi yang kadang menimbulkan kerugian,” lanjut Arie.

Untuk diketahui, setidaknya terdapat tiga bagian utama dari ISDA, yakni master agreement, schedule dan confirmations. Master agreement terdiri dari 14 pasal. Mulai dari interpretasi, kewajiban para pihak seperti pembayaran dan penyerahan dana, terdapatnya pajak yang akan dipungut dari transaksi derivatif tersebut, bankruptcy hingga payment on early termination.

Sedangkan schedule sendiri terdiri dari persetujuan para pihak untuk tunduk kepada master agreement dan terdapatnya modifikasi terhadap master agreement yang disepakati oleh kedua belah pihak. Untuk confirmations adalah hal-hal spesifik yang berlaku untuk transaksi-transaksi tertentu.
Tags:

Berita Terkait