“Saya tidak memberikan forward guidance, BI memiliki banyak instrumen, antara lain instrumen nilai tukar, tingkat bunga atau policy rate,” kata Agus di Jakarta, Jumat (21/3).
Menurutnya, kebijakan yang akan ditetapkan BI tergantung dari dinamika data dan fakta perekonomian baik di dalam negeri maupun global. Hingga kini, lanjut Agus, BI masih berpegang pada hasil RDG bulan Maret 2014. Bahwa, perekonomian di tingkat global masih akan terjadi risk on dan risk off.
“(Sikap, red) Saya, seperti hasil Rapat Dewan Gubernur (13/3) yang secara umum mengatakan bahwa ekonomi kita di 2014 akan masih ketat,” tutup Agus.