Afgan Diangkat Menjadi Duta HKI 2014
Berita

Afgan Diangkat Menjadi Duta HKI 2014

Berjanji akan sosialisasikan stop pembajakan.

Oleh:
HRS
Bacaan 2 Menit
Penyanyi Afgan Syahreza (Kiri) dinobatkan sebagai Duta HKI 2014 oleh Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin (Tengah) di Jakarta, Senin (5/5). Foto: RES
Penyanyi Afgan Syahreza (Kiri) dinobatkan sebagai Duta HKI 2014 oleh Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin (Tengah) di Jakarta, Senin (5/5). Foto: RES
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi menobatkan penyanyi, Afgan Syahreza sebagai duta HKI 2014 dalam perayaan puncak Hari Kekayaan Intelektual se-dunia ke-14 di Jakarta, Senin (5/5).

Afgan mengaku bangga dengan penghargaan Dirjen HKI Kemenkumham kepada dirinya ini. Ia menilai penobatan dirinya sebagai duta HKI 2014 adalah pencapaian yang baik. Artinya, Ditjen HKI mempercayai dirinya untuk membantu menyosialisasikan HKI ke tengah masyarakat. Ia dianggap memiliki misi untuk mencerdaskan masyarakat Indonesia agar sadar HKI dan stop membajak.

“Ini satu pencapaian yang membuat saya bangga. Sebagai pekerja seni, perlindungan HKI adalah hal yang krusial,” tuturnya saat konferensi pers di Jakarta, Senin (5/5).

Pentingnya perlindungan HKI bagi pekerja seni lantaran pembajakan adalah satu hal yang sangat menganggu. Maraknya pembajakan membuat pekerja seni merasa malas berkarya karena merasa tak dihargai. Bahkan, hingga ke tahap berhenti berkarya.

“Saya berharap, nanti di UU (UU HKI, red) yang baru bisa lebih melindungi dan memberantas pembajakan di Indonesia,” ucapnya.

Sebagai informasi, penyanyi lagu “Sadis” ini bukan penyanyi pertama yang dinobatkan sebagai duta HKI. Ditjen HKI telah empat kali melakukannya sejak 2011. Adalah penyanyi Melly Goeslaw yang pertama kali dinobatkan sebagai duta HKI pada 2011.

Pada 2012, Ditjen HKI mengangkat penyanyi Agnes Monica sebagai duta HKI. Kemudian, artis Bunga Citra Lestari (BCL) yang dinobatkan sebagai duta HKI 2013. Kini, pada 2014, duta HKI kembali dipegang oleh seorang penyanyi.

Ditjen HKI masih belum berkeinginan mencoba menunjuk Duta HKI dari pekerja seni lainnya atau rezim HKI lainnya, seperti paten, merek, dan desain industri.Ditjen HKI tetap memilih rezim Hak Cipta, khususnya artis sebagai duta. Alasannya, karena artis merupakan figur yang dikenal masyarakat sehingga tujuan untuk menyosialisasikan HKI ke tengah masyarakat dapat tercapai dengan efisien.

Delapan Penerima Anugerah
Selain menobatkan Duta HKI, seperti acara-acara sebelumnya, Ditjen HKI juga memberikan penghargaan kepada masyarakat yang dinilai memiliki kontribusi nyata di dunia HKI. Delapan nama penerima Anugerah HKI 2014 adalah:
Nomor Nama Kategori
1 Alm. Idris Sardi Karya Cipta Musik yang telah melegenda
2 Muhammad Ihsan Akhirulsyah Paten dengan invensi sistem e-fishery
3 Dr Warsito Purwo Taruno Paten dengan invensi alat pembasmi penyakit kanker otak dan payudara
4 Film The Raid 2:Berandal Hak Cipta Ekonomi Kreatif
5 Yos S Theosabrata Pengembang HKI melaui desain industri
6 Helianti Hilman Menjadikan produk pertanian di Indonesia menjadi terkenal dan bernilai di dunia internasional
7 Alm. Asep Sunandar Sunarya Melestarikan budaya tradisional wayang golek
8 Afgan Syahreza Artis

Direktur Eksekutif Ctech Laboratories Edwar Technology, Warsito Purwo Taruno menyambut baik apresiasi Ditjen HKI terhadap temuan alat pembasmi kanker otak dan payudara yang diciptakannya. Ia berharap agar pemerintah berupaya terus melindungi karya inovasi anak bangsa.

“Saya berharap pemerintah terus berupaya melindungi karya-karya inovasi anak bangsa di berbagai bidang dan menciptakan ruang agar karya tersebut bisa berkompetisi di pasar yang saat ini didominasi produk luar,” tulisnya dalam rilis media yang diterima hukumonline, Senin (5/5).

Sebagai informasi, Warsito saat ini mengembangkan prototip untuk teknologi kapasitansi listrik berbasis medan listrik pada tahun 2004 dan meneruskan riset dan pemeblajaran aplikasi baru untuk teknologi tersebut. Ia dan lembaga yang dipimpinnya berkolaborasi dengan berbagai institusi, seperti NASA, Departemen Energi Amerika Serikat, dan Kyoto University untuk melakukan penelitian tentang ECVT untuk diagnosis kanker dan ECCT untuk terapi kanker.
Tags:

Berita Terkait