Kapolda Perintahkan Segera Ungkap Pelaku Penyerang Novel Baswedan
Berita

Kapolda Perintahkan Segera Ungkap Pelaku Penyerang Novel Baswedan

Tengah meneliti temuan barang bukti di lokasi kejadian, Polisi masih memburu dua pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.

Oleh:
ANT/ASH
Bacaan 2 Menit
Penyidik KPK Novel Baswedan Menjalani Perawatan di RS Jakarta Eye Center, Jakarta, Selasa (11/4). Foto: RES
Penyidik KPK Novel Baswedan Menjalani Perawatan di RS Jakarta Eye Center, Jakarta, Selasa (11/4). Foto: RES
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi M. Iriawan memerintahkan jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum dan Polres Metro Jakarta Utara segera mengungkap kasus penyiraman cairan kimia terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

"Kita prihatin. Untuk itu saya perintahkan Direktur Kriminal Umum segera evaluasi kembali," kata Iriawan di Jakarta, Rabu (12/4/2017) seperti dikutip Antara. Baca Juga: Presiden Kutuk Keras Penyiraman Air Keras terhadap Novel

Iriawan mengatakan polisi juga telah meminta keterangan sejumlah saksi untuk menggali informasi termasuk foto maupun rekaman gambar. Dia meminta jajarannya harus segera mengungkap pelaku penyiraman karena masyarakat menunggu hasil kerja kepolisian.

"Semoga cepat terungkap siapa (otak) pelaku di balik ini, tentu ada pelaku di lapangan yang menyiram, tentu juga ada yang menyuruh tidak mungkin berdiri sendiri," ujar mantan Kapolda Jawa Barat itu.

Selasa pagi kemarin, sekitar pukul 05.10 WIB, Novel mengalami insiden penyerangan oleh dua orang tidak dikenal yang mengendarai motor. Novel disiram air keras di bagian wajah dan mata. Ketika itu, Novel baru pulang shalat subuh dari masjid sekitar rumahnya di jalan Deposito depan Masjid Al Ikhsan RT03/10, Kelapa Gading Jakarta Utara.

Saat Novel ke luar masjid, jemaah tidak begitu banyak. Situasi pun masih gelap. Tiba-tiba muncul pelaku menggunakan motor dan helm. Semula Novel mengira penyerang adalah tetangga yang akan menyapanya. Namun, ternyata, mereka menyiramkan air keras langsung ke arah muka dan mata dengan sekali siraman yang mengakibatkan luka pada bagian wajah dan bengkak pada bagian kelopak mata kiri, sementara pelaku melarikan diri.

Sesaat setelah penyerangan, Novel langsung membuka baju panjangnya. Lalu, Novel lari mencari air dan berteriak minta tolong. Posisi Novel masih seorang diri ketika insiden penyiraman. Sampai akhirnya jemaah lain berdatangan dari dalam masjid setelah mendengar teriakan minta tolong Novel. Novel sempat menjalani perawatan di RS Jakarta Eye Center, Jakarta. Namun, sejak pagi ini dikabarkan dilarikan ke rumah sakit di Singapura untuk menjalani perawatan intensif.    

Saat hampir bersamaan, Penyidik Polres Metro Jakarta Utara dan Polda Metro Jaya telah memeriksa 15 saksi terkait penyiraman cairan kimia terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. "Hari ini sudah 15 saksi diperiksa," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Jakarta, Rabu.

Argo mengatakan saksi yang menjalani pemeriksaan itu mengetahui, mendengar dan melihat insiden teror tersebut. Saksi yang dimintai keterangan menurut Argo berada di samping rumah Novel dan mengetahui korban keluar, serta masuk rumah.

Ia mengungkapkan penyidik juga mengambil sampel cairan kimia yang tercecer di lokasi kejadian guna dianalisa di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor). "Kita masih menunggu cairan apa itu," ujar Argo. Baca Juga: Usut Tuntas Pelaku Penyiraman Air Keras Novel, KPK Juga Mesti Introspeksi

Argo menuturkan Polda Metro Jaya berkoordinasi dengan KPK guna menganalisa rekaman kamera tersembunyi di lokasi kejadian. Ia menambahkan penyidik juga belum dapat memastikan nomor polisi kendaraan roda dua yang digunakan pelaku penyiraman terhadap Novel. "Yang terpenting motor itu dinaiki dua orang dan yang melakukan (penyiraman) yang di belakang," ungkap Argo.

Hingga saat ini polisi masih mencari dua pelaku penyerangan Novel. Polisi mendapatkan barang bukti berupa cangkir sebagai wadah untuk menyimpan air keras dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Teror terhadap Novel ini bukanlah yang pertama terjadi, ia sudah beberapa kali mendapatkan teror antara lain ditabrak mobil saat menuju ke KPK ketika mengendarai motor pada 2016. Selain itu, kriminalisasi dengan ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan di Bengkulu (2015), hingga diserang kelompok pendukung Amran Batalipu hingga motornya ringsek pada 2012.
Tags:

Berita Terkait