Universitas Syiah Kuala Sabet Gelar Juara Debat Konstitusi MPR
Pojok MPR-RI

Universitas Syiah Kuala Sabet Gelar Juara Debat Konstitusi MPR

Penguasaan materi dari masing-masing peserta dinilai cukup menguasai.

Oleh:
RED
Bacaan 2 Menit
Pasca penyerahan hadiah dari dewan juri kepada pemenang debat konstitusi. Foto: Humas MPR
Pasca penyerahan hadiah dari dewan juri kepada pemenang debat konstitusi. Foto: Humas MPR

Setelah selama tiga hari berlomba, akhirnya Universitas Syiah Kuala, Aceh, berhasil menjadi Juara I lomba ‘Debat Konstitusi MPR Tahun 2018’. Dalam final yang diselenggarakan di Gedung Nusantara IV, Komplek Parlemen Senayan, 29 Agustus 2018, Syiah Kuala berhasil mengungguli Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. Mosi (tema) debat dalam final itu adalah ‘Syarat Presidential Threshold Dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden’.

 

Salah satu anggota tim Syiah Kuala, Muhammad Irsan, mengaku bersyukur atas kemenangan tersebut. Ia tak menyangka kampusnya bakal menyabet juara, lantaran kampusnya mempersiapkan mosi debat hanya sampai semifinal. “Bahkan saya hampir tidak berangkat,” ungkapnya.

 

Namun berkat dorongan dari dosennya bahwa itu kesempatan terakhir bagi dirinya sebelum lulus kuliah maka dorongan itu membuat ia bersemangat. “Persiapannya kurang dari sebulan,” ujarnya. Perasaan yang sama diungkapkan oleh anggota tim lainnya, Rini Maesari. Mahasiswi yang baru Semester IV itu merasa bersyukur kampusnya bisa menjadi juara nasional. “Perjuangan sampai Jakarta tak mudah,” tambahnya.

 

Dirinya bersama tim yang lain bisa sampai ke Ibukota setelah melalui seleksi tingkat fakultas hingga provinsi. Bahkan sesampai di Jakarta kampusnya juga mesti melewati seleksi. Untuk mempersiapkan debat, ia bersama dengan rekan lainnya harus bekerja keras seperti membaca buku hukum dan mendapat bimbingan dari dosen. “Dua puluh empat jam kami belajar,” tuturnya sambil tersenyum.

 

Sebelum perebutan Juara I dan Juara II, digelar perebutan Juara III dan IV. Dalam debat dengan mosi ‘Pencabutan Hak Politik Narapidana Korupsi’ itu mempertemukan Universitas Jambi dan Universitas Riau. Setelah berdebat selama satu jam lebih, akhirnya Universitas Riau meraih Juara III.

 

Anggota tim debat dari Universitas Riau, Indra Lukman Siregar, mengatakan meski Juara III namun dirinya bangga bisa mengangkat kampus dan provinsinya ke tingkat nasional. Persiapan yang dilakukan dikatakan selama 6 bulan. Dalam persiapan mereka melakukan bedah mosi. Hal tersebut dijadikam tantangan. Di  kampusnya pun terdapat debat club.

 

Meski berada di urutan keempat, Universitas Jambi tetap memperlihatkan wajah yang bersemangat. Diakui oleh Christian Verdy, anggota tim debat dari Universitas Jambi, di babak selanjutnya memang akan menghadapi lawan yang tidak mudah. Dikatakan, timnya mempersiapkan berlomba dalam acara itu tak lebih dalam sebulan. “Apalagi saya lagi magang di Jakarta,” ungkapnya.

Tags:

Berita Terkait