7 Anggota DPR RI Bergelar LL.M., Apa Bedanya dengan Lulusan Indonesia?
Terbaru

7 Anggota DPR RI Bergelar LL.M., Apa Bedanya dengan Lulusan Indonesia?

Hampir semua pernah bekerja di law firm mulai dari posisi magang, associate, hingga partner. Lokasi studi LL.M. mulai dari Malaysia, Australia, Amerika Serikat, hingga Kerajaan Inggris Raya.

Normand Edwin Elnizar
Bacaan 4 Menit

1. Didi Irawadi Syamsuddin, S.H., LL.M.                 

Lulusan sarjana hukum Universitas Udayana ini melanjutkan studi ke University of Technology Sydney, Australia. Portal resmi DPR RI mencatat Didi pernah berkarier di Kantor Hukum Amir Syamsudin & Partners sebagai advokat dan konsultan hukum. Didi terpilih mewakili daerah pemilihan Jawa Barat X dari Partai Demokrat.

2. Gilang Dhiela Fararez, S.H., LL.M.             

Gilang adalah sarjana hukum dari Universitas Trisakti yang melanjutkan studi ke University of Hertfordshire di Kerajaan Inggris Raya. Wakil rakyat daerah pemilihan Jawa Tengah II dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini tercatat pernah berkarier di dua law firm. Pertama di SIP Law Firm sebagai Associate yang dilanjutkan dengan karier di RC & Co. Law Firm sebagai Partner.

3. Hendrik Lewerissa, S.H., LL.M.                 

Sarjana hukum Universitas Pattimura ini yang paling senior di antara pemilik gelar LL.M. di DPR. Hendrik menyelesaikan studi di Temple University, Amerika Serikat tahun 1995. Selanjutnya Hendrik bekerja di jaringan anak usaha BUMN dan sejumlah perusahaan sebagai in-house counsel. Hendrik juga tercatat pernah berkarier di law firm besar Makarim & Taira (M&T) sebagai Associate. Kini Hendrik mewakili daerah pemilihan Maluku dari Partai Gerakan Indonesia Raya.

4. Hillary Brigitta Lasut, S.H., LL.M.              

Sarjana hukum Universitas Pelita Harapan lulusan tahun 2018 ini yang termuda diantara anggota DPR pemilik gelar LL.M. Ia melanjutkan studi ke University of Washington School of Law, Amerika Serikat di tahun yang sama saat lulus sarjana hukum. Pengalamannya di law firm hanya saat magang singkat sebelum lulus sarjana. Namun, Hillary magang di salah satu firma ternama Indonesia yaitu Adnan Kelana Haryanto & Hermanto (AKHH). Hillary mewakili rakyat daerah pemilihan Sulawesi Utara dari Partai NasDem.

5. Intan Fauzi, S.H., LL.M.                  

Intan tidak tercatat sebagai praktisi hukum sebelum menjadi anggota DPR. Lulusan sarjana hukum Universitas Indonesia ini pernah menjadi dosen hukum di almamaternya. Selanjutnya ia berkarier di berbagai perusahaan swasta hingga menjabat CEO. Studinya dilanjutkan ke Nottingham University, Kerajaan Inggris Raya. Intan mewakili rakyat daerah pemilihan Jawa Barat VI dari Partai Amanat Nasional.

6. Dr. Muhammad Rifqinizami Karsayuda, S.H., LL.M., M.H.

Lulusan sarjana hukum Universitas Islam Indonesia ini memulai karier sebagai dosen hukum tata negara Universitas Lambung Mangkurat dan beberapa kampus lainnya. Gelar LL.M. dari Universiti Kebangsaan Malaysia dan doktor hukum Universitas Brawijaya diraihnya dengan beasiswa Kementerian Pendidikan saat masih menjadi dosen. Rifqi menambah studi magister hukum di Universitas Nasional yang selesai di tengah menjabat anggota DPR. Ia mewakili rakyat daerah pemilihan Kalimantan Selatan I dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

7. Taufik Basari, S.H., S.Hum., LL.M.   

Sarjana hukum Universitas Indonesia ini dikenal sebagai advokat pro bono hingga advokat komersial sebelum menjabat anggota DPR. Studinya dilanjutkan ke Northwestern University, Amerika Serikat. Sebelum terpilih di tahun 2019, pria yang akrab disapa Tobas ini adalah Managing Partner sekaligus pemilik Kantor Hukum Taufik Basari & Associate. Tobas mewakili rakyat daerah pemilihan Lampung I dari Partai NasDem.

Tags:

Berita Terkait