Bapak Hukum Humaniter Pencinta Buku
Mengenang Haryomataram

Bapak Hukum Humaniter Pencinta Buku

Dinilai memiliki sosok yang tenang, kalem, dan puas menerima apa yang dia miliki dalam hidup.

ALI
Bacaan 2 Menit

Kedua, kesan mendalam yang membekas di kepala Arlina adalah sosok Prof Haryo yang ramah kepada setiap orang. Tak hanya kepada atasan, Prof Haryo juga sangat ramah kepada bawahan, bahkan kepada para cleaning service. “Beliau tahu rumah mereka dimana, dan anaknya berapa. Itu yang saya tak bisa lupa dari beliau,” ujarnya.

Mediator
Mooryati Soedibyo, dari perwakilan keluarga, mengatakan sosok Prof Haryo yang ramah dan rendah hati sudah tertanam sejak kecil. “Beliau adik ibu saya. Tapi, umur kami tak terpaut jauh. Saya sudah mengenal beliau dari kecil,” ujarnya. 

Gelar bangsawan yang dimiliki Prof Haryo tak membuatnya jauh dari masyarakat. “Bapak Haryo itu punya sifat easygoing. Tak khawatir pada masa depan. Kalem, tenang, dan suka memberikan nasihat-nasihat kepada orang lain,” ujarnya.

Di kalangan Kraton Solo, Prof  Haryo disebut sebagai Eyang Sepuh, seorang yang memiliki karakter empatik. Dalam konflik di Kraton Solo yang berlangsung hingga sekarang, lanjut Mooryati, Prof Haryo mengambil posisi yang netral sebagai salah seorang sesepuh. “Dia sering memberikan masukan untuk tercapainya kesepakatan untuk bersatu,” ujarnya.

Mooryati menilai Prof Haryo sebagai sosok yang sering disebut dalam istilah jawa “nrimo ing pandum”, yang berarti puas dengan apa yang dia capai dalam hidupnya. 

Tags:

Berita Terkait