Begini Skema Penanganan Covid-19 Jelang, Selama dan Setelah Libur Lebaran
Terbaru

Begini Skema Penanganan Covid-19 Jelang, Selama dan Setelah Libur Lebaran

Selama Bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri, mobilitas penduduk nasional mengalami tren naik pada 7 hari terakhir di awal Mei 2021.

Fitri Novia Heriani
Bacaan 6 Menit

Mengenai kepulangan PMI, baik di Kep. Riau maupun Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat, Kemenhhub akan menyediakan kapal dan bis utk mengantar mereka sampai ke tujuan akhir. Pangdam akan mengambil alih di Kepri dan Kalbar. “Untuk penggunaan pesawat udara tidak ada lagi penerbangan carter di masa peniadaan mudik ini,” tegasnya.

Penjagaan dari Sisi Kesehatan

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menerangkan bahwa menjelang Idul Fitri, Kemenkes sudah menyiapkan berbagai kemungkinan dengan meningkatkan kapasitas TT dari RS, juga menjamin ketersediaan tenaga kesehatan dan obat-obatan yang cukup. Kemenkes juga akan mendistribusikan obat-obatan ke daerah yang masih kurang stoknya, sehingga setelah Idul Fitri akan mencukupi kebutuhan sekiranya jumlah kasus aktif meningkat.

Rinciannya, kapasitas TT RS Nasional untuk TT Rawat Insentif (22.042), TT Umum (367.129), jadi total 389.171. TT khusus Covid-19 yaitu TT Rawat Insentif (7.539), TT Isolasi (65.255), sehingga totalnya 72.794.

“Persiapan sudah dilakukan, tapi saya berdoa semoga (kemungkinan buruk) itu tidak terjadi. Jadi yang status sekarang masih ada kapasitas tempat tidur RS secara umum masih 2 kali lipat di atasnya, sehingga kalau sampai jumlah kasus aktif meninggi lagi, masih ada kapasitas TT RS yang bisa dikonversi menjadi fasilitas Covid-19,” ungkapnya.

Untuk perkembangan vaksinasi, hingga 9 Mei 2021, sudah mencapai lebih dari 21,99 juta dosis, mengalami kenaikan cukup signifikan pada Ramadhan ini. Kapasitas vaksinasi sudah mencapai 500 ribu per hari, dan akan terus diakselerasi untuk percepatan mencapai herd-immunity.

“Memang ada penurunan jumlah yang divaksin pada April lalu karena stoknya terbatas, tapi stok akan naik lagi di Mei ini, maka saya imbau kepada aparat di daerah untuk menggenjot lagi proses vaksinasi hingga akan menyentuh angka 1 juta penyuntikan per bulan di Juni 2021 mendatang,” tutur Menkes Budi.

Budi pun mengapresiasi Bali, DKI Jakarta, dan D.I. Yogyakarta, yang paling tinggi dalam jumlah capaian vaksinasi lansianya. “Jadi kami akan berikan lagi untuk suntikan golongan masyarakat umum. Untuk daerah lain semoga juga termotivasi, segera selesaikan penyuntikan lansianya, jadi kita akan segera buka untuk masyarakat umum,” ujarnya.

Sementara, untuk Vaksin Gotong Royong, saat ini tersedia 500 ribu dosis dari total kontrak 7,5 juta dosis Sinopharm, yang akan dipenuhi hingga September 2021. Harga yang ditentukan adalah Rp375 ribu per dosis (Rp500 ribu termasuk distribusi dan penyuntikan). Lalu, Vaksin Cansino sudah binding 5 juta dosis. Prioritas penerima vaksin adalah masyarakat di zona merah, dan perusahaan/sektor yang menunjang pertumbuhan ekonomi, padat karya dan yang berisiko penularan tinggi.

Tags:

Berita Terkait