Berkarier Sebagai Diplomat untuk Lulusan Ilmu Hukum
Utama

Berkarier Sebagai Diplomat untuk Lulusan Ilmu Hukum

Ilmu Hukum dengan konsentrasi hukum internasional, mahasiswa akan berfokus dalam mempelajari ilmu hukum dalam konteks global karena setiap negara memiliki struktur hukum yang berbeda.

Willa Wahyuni
Bacaan 3 Menit

Terdapat perbedaan dalam menempuh pendidikan di jurusan Ilmu Hubungan Internasional dengan Ilmu Hukum dengan tujuan akhirnya menjadi diplomat. Jika di dalam Ilmu Hubungan Internasional mahasiswa akan mempelajari mengenai politik internasional, ekonomi internasional, dan juga hukum internasional.

Sementara itu, di dalam Ilmu Hukum dengan konsentrasi hukum internasional, mahasiswa akan berfokus dalam mempelajari ilmu hukum dalam konteks global. Karena setiap negara memiliki struktur hukum yang berbeda, maka hukum internasional bertujuan dalam melindungi warga negara yang ada di luar negeri.

Secara sederhana, Ilmu Hubungan Internasional bertumpuan pada ilmu politik dan lebih menekankan pada hubungan diplomatiknya. Sedangkan, hukum internasional mahasiswa akan dilatih untuk melihat hubungan internasional dari sisi yuridisnya.

Untuk menjadi seorang diplomat, ada tiga tahap yang harus dilalui setelah lulus ujian Calon Pegawai Negeri Sipil bidang Kementerian Luar Negeri, yaitu Sekolah Dinas Luar Negeri, Sekolah Staf Dinas Luar Negeri, dan Sekolah Pimpinan Luar Negeri.

Menjadi diplomat berarti siap untuk ditempati di negara-negara asing, untuk itu kemampuan berbahasa asing adalah kemampuan mutlak yang tidak dapat ditawar. Selain fasih berbahasa Inggris, pelajari bahasa PBB lainnya seperti bahasa Mandarin, Perancis, Arab, Rusia, dan Spanyol untuk dapat melesat berkarier sebagai diplomat.

Sarjana hukum dengan spesialisasi hukum internasional saat melamar sebagai diplomat juga perlu memperhatikan hal ini. Selain penguasaan hukum, kemampuan komunikasi dalam bahasa asing yang fasih adalah hal yang mutlak.

Berbahasa asing dengan fasih adalah penting, namun modal untuk menjadi diplomat yang mempuni tidak cukup dengan kecerdasan intelektual maupun kefasihan dalam berbahasa asing.

Hal tersebut juga harus diimbangi dengan kecerdasan emosional yang terasah, seperti empati, tenggang rasa terhadap orang lain, tegas, dan tolong-menolong. Penguasaan teknologi informasi juga akan menguntungkan berkarier sebagai diplomat.

Berkarier sebagai diplomat tidak perlu memiliki banyak bakat, yang hanya dibutuhkan oleh seorang diplomat  adalah memiliki kedisiplinan, kekokohan dalam pendirian, semangat untuk belajar dan bekerja, serta mandiri dalam bekerja sendiri maupun berkelompok.

Tags:

Berita Terkait