Buyung Netral, Todung Pro Jokowi
Berita

Buyung Netral, Todung Pro Jokowi

Todung menyebut Jokowi sebagai antitesa pemimpin zaman sekarang.

CR-16
Bacaan 2 Menit
Adnan Buyung Nasution dan Todung Mulya Lubis (paling kanan), berdiri bersebelahan dalam acara syukuran gelar Profesor yang diraih Todung, Selasa (17/6). Foto: RES
Adnan Buyung Nasution dan Todung Mulya Lubis (paling kanan), berdiri bersebelahan dalam acara syukuran gelar Profesor yang diraih Todung, Selasa (17/6). Foto: RES
Hiruk pikuk Pemilu Presiden 2014 menjadikan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto menjadi sorotan publik. Selain kedua bakal calon presiden itu, orang-orang hukum yang berada di belakang mereka juga turut mendapat sorotan. Di kubu Prabowo, ada eks Ketua MK Moh. Mahfud MD. Sedangkan di kubu Jokowi, ada Todung Mulya Lubis.

Posisi Todung sebenarnya bukan bagian dari tim sukses seperti halnya Mahfud. Todung ditunjuk oleh kubu Jokowi sebagai tim pengacara untuk menghadapi gugatan yang dilayangkan Tim Advokasi Jakarta Baru. Belakangan, Todung juga mengurusi kasus dugaan kampanye hitam yang dilakukan Tabloid Obor Rakyat.

Meskipun hanya tim pengacara, namun Todung terang-terangan mendukung langkah Jokowi menuju kursi RI-1. Menurut alumni LBH Jakarta ini, Jokowi adalah sosok yang tepat untuk memimpin Indonesia. Todung memuji Jokowi sebagai sosok yang memiliki modal untuk menjadi pemimpin.  

“Saya membantunya karena memang saya melihat Jokowi adalah sosok yang tepat untuk memimpin Indonesia ke depan. Jokowi adalah orang yang humble, tulus bekerja keras dan bersih, hal itu adalah modal yang penting untuk menjadi pemimpin,” tutur Todung di sela-sela acara syukuran atas gelar Profesor dan Honoris Causa yang diraihnya, Selasa (17/6).

Dia tegaskan, untuk menjadi negara maju, Indonesia membutuhkan pemimpin yang tulus, bersih dan kerja keras. Kriteria ini diyakini Todung ada pada diri Jokowi. “Saya melihat sosok Jokowi ini antitesa dari pemimpin zaman sekarang,” ujarnya.

Satu hal lagi yang dipuji Todung adalah soal kedekatan Jokowi dengan rakyat. Dengan gaya blusukan-nya, Jokowi menunjukkan bahwa dirinya benar-benar menyatu dengan rakyat. “Menurut saya ketulusan dan kerja keras dia itu akan membawa perubahan cepat atau lambat,” ucap Todung.

Berdasarkan catatan hukumonline, Todung selama ini dikenal sebagai tokoh hukum yang cenderung berposisi netral dalam kancah politik. Namun, tahun 2010, Todung sempat diwartakan merapat ke Partai Demokrat. Dia disodorkan posisi Dewan Pembina di partai yang identik dengan figur Susilo Bambang Yudhoyono. Pada akhirnya, Todung batal bergabung ke Partai Demokrat.

Berbeda dengan sang junior sebagai sesama alumni LBH Jakarta, Adnan Buyung Nasution mengaku masih berposisi netral. Bapak Advokat Indonesia versi organisasi Kongres Advokat Indonesia ini belum berpihak ke salah satu calon presiden. Walaupun belum memihak, Buyung mengaku menyukai visi misi kedua calon presiden.

“Saya tidak mau memberi komentar, saya tunggu sampai hari terakhir. Biar semua orang memilih, kalau saya duluan memilih nanti anak buah saya dan junior saya jadi bingung,” jelasnya.
Tags:

Berita Terkait