Polri, kata Argo, memberikan bantuan secara penuh terhadap KPK dalam memburu dan menangkap Harun Masiku termasuk memberi informasi bagi KPK dalam membongkar kasus ini. Argo menepis ada kendala dalam melakukan pengejaran dan penangkapan terhadap Harun Masiku. Termasuk soal ada tidaknya kemungkinan pihak yang menyembunyikan, maupun menghalang-halangi penangkapan terhadap Harun Masiku. “Tidak ada,” ujarnya.
Soal target penangkapan, jenderal polisi bintang satu itu memjawab, “Secapatnya. Kita tunggu saja bagaimana, mudah-mudahan dapat segera tertangkap,” ujarnya.
Cecar Kapolri
Anggota Komisi III DPR Sarifuddin Suding mempertanyakan fakta ketika penyelidik KPK hendak menangkap Harun Masiku yang diduga sedang berada di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada 8 Januari lalu. Namun, tim KPK malah diinterogasi hingga dites urine.
Bila benar peristiwa tersebut, terkesan institusi Polri malah menghalangi kerja KPK dalam penegakan hukum. Politisi Partai Amanat Nasional ini meminta Idham menjelaskan secara gamblang benar atau tidaknya informasi yang sudah beredar luas di masyarakat itu.
Kapolri Idham Aziz mengaku tidak mengetahui informasi soal adanya interogasi terhadap tim penyelidik KPK. “Secara pribadi kami nggak tahu masalah itu. Mungkin informasi di luar sedang berseliweran seperti itu, tapi kami nggak tahu,” ujarnya.
Mendengar jawaban Idham, anggota Komisi III DPR Benny Kabur Harman bergegas mengambil pengeras suara seraya berujar, “Interupsi pimpinan! Dia meminta Kapolri menjelaskan secara terang dan gamblang tanpa ada fakta yang ditutup-tutupi soal peristiwa PTIK kepada masyarakat. “Supaya clear, jangan ada spekulasi yang tidak jelas ujung pangkalnya,” kata Benny.
Benny mengingatkan kasus Harun Masiku menimbulkan banyak pertanyaan di masyarakat. Seperti adanya dugaan Harun Masiku menyambangi Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Pasalnya diduga Harun menemui pimpinan PTIK yang notabene mantan Direktur Penyidikan KPK. Namun, kata Benny, tim KPK justru “disekap” semalaman.