Herri Swantoro resmi dilantik oleh Ketua Mahkamah Agung (MA) sebagai Ketua Pengadilan Tinggi DKI Jakarta pada, Selasa (12/9) di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta. Hakim yang memvonis mati Herry Wirawan tersangka pemerkosa 13 santri di Bandung ini dipromosikan berdasarkan hasil rapat pimpinan MA pada Rabu 23 Agustus 2023 lalu.
Herri Swantoro merupakan pria kelahiran Wonosobo, Jawa Tengah 4 September 1959 silam. Sebelum menjabat sebagai Kepala Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, ia sudah malang melintang menjabat posisi strategis di dunia peradilan Indonesia.
Ditemui Hukumonline, ia merasa bersyukur atas pelantikannya hari ini. Pelantikan tersebut bukan pertama kalinya bagi Herri karena ia sudah melewati puluhan mutasi ke berbagai daerah sebelum akhirnya di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
Baca Juga:
- Kesejahteraan Hakim di Daerah Minim, MA Diminta Beri Perhatian
- Problem Integritas Hakim, Pekerjaan Rumah MA yang Belum Selesai
“Saya harus bersyukur dan amanah, tentunya mutasi ini hal yang wajar. Jadi, dimanapun kita ditugaskan harus berusaha memberi yang terbaik, bertanggungajawab dan memberikan yang terbaik untuk masa depan kita,” ujarnya kepada Hukumonline.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada 1983 ini memulai karir sebagai calon hakim di PN Surabaya pada tahun 1984. Lalu kemudian berturut-turut menjadi hakim di sejumlah daerah, mulai dari PN Sungai Liat, PN Cibadak, PN Pontianak, PN Tangerang, PN Denpasar hingga PN Jakarta Selatan.
Karirnya terus meningkat saat dipromosikan sebagai Ketua PN Muara Enim, lalu menjadi Wakil Ketua dan Ketua PN Sleman, Ketua PN Tangerang, dan Ketua PN Jakarta Selatan. Tidak berhenti hingga disitu, karirnya semakin meningkat saat menjadi hakim tinggi di PT Denpasar dan PT Jakarta.