ILO: Indonesia Butuh 9 Juta Ahli TIK Tahun 2030
Terbaru

ILO: Indonesia Butuh 9 Juta Ahli TIK Tahun 2030

Pasar tenaga kerja di Indonesia diperkirakan membutuhkan 9 juta talenta di bidang digital pada tahun 2030.

Oleh:
Ady Thea DA
Bacaan 2 Menit
Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor Leste Michiko Miyamoto. Foto: Ady
Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor Leste Michiko Miyamoto. Foto: Ady

Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat berdampak pada hilangnya sebagian jenis pekerjaan, tapi di sisi lain juga menciptakan lapangan kerja baru. Salah satunya pekerjaan di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK). Sayangnya Indonesia masih kekurangan tenaga kerja berkeahlian TIK. Kurangnya tenaga kerja TIK di Indonesia membuat sejumlah perusahaan yang beroperasi di Indonesia mengandalkan keahlian tenaga kerja di negara lain.

ILO sebagai badan PBB yang membidangi isu perburuhan telah melakukan studi pada periode 2017-2020 tentang kurangnya keterampilan, strategi pengembangan keterampilan, dan tata kelola migrasi internasional tenaga kerja spesialis TIK. Studi itu dilakukan terhadap 7 negara meliputi Kanada, Cina, Jerman, India, Indonesia, Singapura, dan Thailand.

Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor Leste, Michiko Miyamoto, mengatakan bidang TIK tumbuh dan berkembang sangat cepat termasuk di Indonesia. Tercatat ada 202 juta pengguna internet di Indonesia yang berkontribusi sebanyak 70 miliar dollar AS pada tahun 2021. Bahkan mengutip data Kadin, nilai ekonomi digital di Indonesia bisa mencapai 146 miliar dollar AS pada tahun 2025.

Baca Juga:

Michiko juga mencatat Indonesia memiliki lebih dari 2.300 usaha rintisan atau start up dan 12 diantaranya berstatus unicorn atau bernilai lebih dari 1 miliar dollar AS. Untuk permintaan pasar ini, Indonesia butuh 9 juta talenta di bidang digital pada 2030.

“Yang akan berkontribusi sekitar Rp4.400 triliun bagi PDB Indonesia atau 16 persen PDB pada tahun 2030,” kata Michoko dalam pidato pembukaan kegiatan diskusi yang digelar ILO Jakarta bertema “Kurangnya Tenaga TIK Terampil di Indonesia-Apakah Kita Masih Kompetitif?” Kamis (19/5/2022).

Menurut Michiko, ILO mendukung kegiatan yang membahas soal perubahan pesat, permintaan, dan ketersediaan tenaga kerja terampil. Perkembangan TIK sangat menjanjikan karena menciptakan pekerjaan dan peluang baru.

Tags:

Berita Terkait