Kapolda Banten Akui Tak Dapat Informasi Lengkap
Berita

Kapolda Banten Akui Tak Dapat Informasi Lengkap

Polisi sudah menetapkan delapan orang sebagai tersangka dalam insiden di Cikeusik.

Rfq
Bacaan 2 Menit
Kapolri Timur Pradopo pimpin langsung pergantian Kapolda<br> Banten dan Kapolres Pandeglang. Foto: Sgp
Kapolri Timur Pradopo pimpin langsung pergantian Kapolda<br> Banten dan Kapolres Pandeglang. Foto: Sgp

Kalau saja Agus Kusnadi mendapatkan informasi yang lengkap dari anak buahnya, insiden penyerangan warga Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten, mungkin tak sampai terjadi. Akibat yang lebih fatal mungkin bisa dicegah. Sayang, Kapolres Pandeglang dan petugas intel tak memberitahukan kedatangan belasan warga Ahmadiyah dari Jakarta ke lokasi itu kepada Agus.

 

Sebagai Kapolda Banten, Agus Kusnadi tak memberikan perintah atau langkah-langkah khusus untuk mengantisipasi penyerangan. “Yang jelas saya sendiri tidak ada perintah,” ujar Agus, usai menyerahkan jabatan Kapolda Banten kepada penggantinya, Brigjen Putut Eko Bayuseno.

 

Serah terima jabatan Agus kepada Eko Bayuseno berlangsung di Mabes Polri, Senin (14/2). Telegram rahasia Kapolri, yang menjadi dasar penggantian Agus, terbit pada Jum’at, 11 Februari. Selain Agus, Mabes Polri juga mencopot Kapolres Pandeglang Alex Fauzi Rasyad. Ia digantikan Ady Soeseno.

 

Dijelaskan Agus Kusnadi, upaya mencegah penyerangan terkendala karena sebagai Kapolda ia tidak mendapatkan informasi yang memadai tentang kedatangan 17 warga jemaat Ahmadiyah dari Jakarta ke Cikeusik. Begitu pemilik rumah, Suparman, berhasil dievakuasi, polisi menganggap tugas pengamanan selesai. “Targetnya itu, itu selesai. Lokasi kan jauh sekali kalau dari Polres,” ujarnya.

 

Kalaupun kemudian informasi tentang kedatangan jemaat Ahmadiyah sampai ke telinga Kapolda, informasi sudah telat. Aksi penyerangan sudah berlangsung, sehingga tiga orang jemaat Ahmadiyah meninggal dunia. Agus juga membantah mengeluarkan perintah kepada pasukan untuk mundur dari tempat kejadian perkara (TKP). Sekali lagi, Agus mengatakan tak mendapat informasi dari anak buahnya.Saya tidak mengambil langkah-langkah karena kalau pimpinan ambil langkah karena atas laporan dari Kapolres dan intelijen, “ujarnya.

 

Proses penyegaran

Sertijab dipimpin langsung Kapolri Timur Pradopo. Dalam amanatnya, Kapolri sertijab yang digelar dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan organisasi. Setidaknya, perputaran jabatan dilakukan dalam rangka proses penyegaran untuk meningkatkan kinerja dan operasional dalam rangka mengambil keputusan. “Khususnya dalam rangka menghadapi tantangan tugas yang kami nilai berat dan kompleks,” ujarnya.

 

Diakui pula oleh Kapolri, sertijab dilakukan sebagai langkah strategis atas berbagai pertimbangan. Khususnya mencermati perkara dan situasi yang terjadi di lapangan. Hasil kajian tim internal yang diterjunkan Polri ikut menjadi pertimbangan. Tim, kata Timur Pradopo, masih terus melakukan investigasi dan pendalaman dengan melakukan pengkajian secara komprehensif. Tm internal diterjunkan Polri dalam rangka mencari objektivitas dan kejernihan agar dapat mendudukan masalah secara profesional dan objektif. “Maka kebijakan untuk melaksanakan mutasi bagi pejabat yang bersangkutan mesti dilakukan,” katanya.

Tags: