Kerja Fleksibel, Kerja Lebih Baik?
Kolom

Kerja Fleksibel, Kerja Lebih Baik?

Untuk menentukan apakah akan tetap kerja fleksibel atau kembali ke kantor, kantor hukum harus mempertimbangkan berbagai aspek dengan hati-hati.

Bacaan 4 Menit
Kerja Fleksibel, Kerja Lebih Baik?
Hukumonline

Sejak kegiatan luring meningkat di masa covid sedikit mereda, perbincangan mengenai keberlanjutan skema flexible working dibanding keharusan kembali ke kantor rasanya tidak pernah selesai. Diskusi terjadi ratusan kali, dengan rekan di kantor sendiri maupun dengan advokat lain, di dalam maupun luar negeri.

Sebagaimana banyak hal di dunia ini, ada dua pandangan yang cukup ekstrim dan mendominasi. Tentu dalam setiap kondisi perbedaan macam itu, selalu terselip pandangan yang di tengah, yaitu kalangan hybrid, atau kaum “setengah”. Menginginkan nikmatnya flexible working tapi tidak mau kehilangan manfaat bekerja di kantor. Ya, kalau bisa mengapa tidak.

Berbagai riset dan eksperimen di dunia sudah dipublikasikan. Banyak perusahaan yang tidak mampu meminta karyawannya untuk kembali ke kantor ataupun menggunakan model hybrid karena segala kenyaman kerja fleksibel selama dua tahun lebih ini.

Ada CEO yang mengambil jalan pedang. Mewajibkan seluruh karyawan untuk masuk kantor, kalau tidak, akan dipecat. Argumennya, kerja yang “benar” ya bersama-sama secara fisik di ruang kantor.

Baca juga:

Masing-masing yang di kiri, kanan ataupun di tengah ada argumennya, berdasarkan pendapat dan pengalamannya. Sangat sulit memilih mana yang paling baik tanpa mengaitkan dengan kebutuhan masing-masing perusahaan, model pekerjaan serta kondisi dan lokasi perusahaan.

Kita yang bekerja di lawfirm cukup beruntung. Model pekerjaan sebagai konsultan hukum, cukup mudah untuk dilakukan tanpa harus hadir di tempat yang sama.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait